REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anjloknya perlintasan rel kereta api di Stasiun Cilebut Timur, Kabupaten Bogor tidak berimbas banyak terhadap situasi kemacetan lalu lintas yang terjadi di ibu kota.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan, kemacetan yang terjadi beberapa hari ini disebabkan hujan dan adanya aksi unjuk rasa besar-besaran. Namun, peristiwa anjloknya perlintasan rel kereta api tersebut pengaruhnya tidak begitu banyak terhadap kemacetan lalu lintas.
"Mungkin ada masyarakat yang berpindah dari moda transportasi kereta ke kendaraan pribadi, namun jumlahnya tidak signifikan," ujar Rikwanto, Jumat (23/11).
Lebih lanjut Rikwanto menjelaskan, penyebab kemacetan adalah semakin banyaknya volume kendaraan yang beredar dan tidak ada penambahan volume jalan. Sementara itu, kemacetan yang beberapa hari lalu terjadi akibat imbas dari adanya unjuk rasa dan hujan.
Selain itu, anjloknya perlintasan rel kereta api di Cilebut Timur tidak merubah volume laju kendaraan di Jakarta, yakni sekitar 20 juta perhari.
Seperti diberitakan sebelumnya, perlintasan rel kereta api Jakarta-Bogor anjlok akibat longsor yang terjadi pada Rabu (21/11) kemarin. Longsor di perlintasan kereta api tersebut mencapai kedalaman 200 meter.
Hal ini menyebabkan penumpang kereta dari Bogor beralih ke moda transportasi lain atau bagi yang ingin tetap menggunakan kereta, bisa naik dari Stasiun Bojong Gede.