REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, mengatakan terdapat 78 titik rawan banjir yang ada di Jakarta.
"Ada 78 titik. Sudah ada upaya penanggulangan seperti di Pesanggarahan, Angke dan Sunter sehingga akhirnya bisa dikurangi 30 titik menjadi 48 titik," kata Syamsul Maarif saat memantau kawasan Kampung Pulo, Jatinegara Jakarta Timur, Sabtu (24/11).
BNPB, kata Syamsul, telah membuat pantauan di posko yang dibuat di kantor Pekerjaan Umum (PU). Untuk sementara banjir yang terjadi masih bisa diatasi oleh Pemda Jakarta.
Terkait dengan banjir di Kampung Pulo, Syamsul mengatakan bahwa info selama 30 tahun ini debit air memang meningkat 50 persen dan itu dipengaruhi karena perubahan ikim walaupun tidak signifikan. Yang signifikan, kata dia, adalah perilaku masyarakat yang buruk.
"Jadi perilaku masyarakat yang perlu diedukasi, agar tidak terulang terus, sehingga membuang sampah pada tempatnya, mengelola lingkungan dan membuat forum-forum supaya air tidak menyempit, ada gulma-gulma," kata Sofyan.
Saat ini, di kawasan Kampung Pulo belum ada pompanya, jadi BNPB minta pompanya untuk segera diadakan agar cepat kering, katanya. "Karena itu, saya meminta apa yang dibutuhkan, apa yang harus dilakukan dan kebutuhan ekstrim apa yang belum bisa diatasi. Kami dari BNPB akan beri bantuan," kata Syamsul.
BNPB saat ini baru memberikan bantuan kepada para pengungsi banjir berupa makanan.