Rabu 28 Nov 2012 21:12 WIB

Umayyah bin Khalaf, Pengumpul dan Penghitung Harta (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: news.az
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah bersabar dan memikul cacian kafir Quraisy serta mengambil pelajaran dari para rasul terdahulu.

Beliau percaya betul bahwa orangorang yang memperolok tersebut akan menerima balasannya pada waktu yang dekat dari Allah.

“Dan, sungguh telah diperolok-olokan bebe rapa orang rasul sebelum kamu. Maka, turunlah kepada orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu azab yang selalu mereka perolok-olokkan,” demikian bunyi ayat ke- 41 dari Surah al-Anbiyaa.

Kepongahan Umayyah mencapai puncaknya pada beberapa hari sebelum Perang Badar. Saat itu, seorang temannya, Sa’ad bin Muadz, singgah di rumah Umayyah dalam perjalanannya umrah dari Madinah ke Makkah.

Menjelang tengah hari, Sa’ad mengatakan kepada Umayyah untuk melakukan tawaf. Namun, Umayyah menghalanginya. Dia tidak membiarkan Sa’ad un tuk melaksanakan ibadahnya dan bersikap tidak sopan pada pemimpin Quraisy ketika itu, Abu Jahal.

Sa’ad terbakar amarah. “Biarkan kami, wahai Umayyah! Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah mengatakan bahwa mereka (umat Islam) akan membunuhmu!”

Umayyah membalas dengan berkata, “Di Kota Makkah?”

Sa’ad berkata, “Aku tidak tahu.”

Maka, Umayyah sangat ketakutan karena hal tersebut. Dia bahkan tidak berani untuk keluar dari Kota Makkah.

Namun, ketika akan terjadi Perang Badar, Abu Jahal memaksanya untuk ikut berperang. Umayyah tidak punya pilihan selain ikut berperang. Dalam peperangan itulah, Umayyah terbunuh.

Kisah Umayyah yang tergila-gila harta hingga berupaya untuk menghancurkan Islam ini direkam Allah dalam Surah al-Humazah ayat 1-9.

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan berulang-ulang menghitung kekayaannya. Ia menyangka bahawa hartanya itu dapat mengekalkannya (dalam dunia ini)! Tidak! Sesungguhnya, dia akan dicampakkan ke dalam al-Hutamah.”

“Dan apakah engkau mengetahui apakah itu al-Hutamah? (al-Hutamah) ialah api yang dinyalakan. Yang naik menjulang ke hati. Sesungguhnya, api neraka itu ditutup rapat atas mereka; (mereka terikat di situ) pada batang-batang palang yang melintang panjang.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement