Jumat 30 Nov 2012 11:29 WIB

Waah..Jumlah Ikan Tawar di Sungai Musi Menyusut

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Dewi Mardiani
Seorang nelayan menjala ikan di Sungai Musi saat kabut asap menyelimuti Kota Palembang, Selasa (6/9).
Foto: Antara/Nila Fu'adi
Seorang nelayan menjala ikan di Sungai Musi saat kabut asap menyelimuti Kota Palembang, Selasa (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUASIN  -- Jumlah ikan air tawar di Sungai Musi yang melintasi Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) berkurang. Hal tersebut terjadi karena penangkapan ikan secara ilegal menggunakan bom dan setrum listrik.

Menurut warga Dusun Empat, Kecamatan Rantau Bayur, Sohardi Al Husni pada tahun 80-an jumlah ikan yang bisa ditangkap mencapai puluhan ribu ton. Namun, saat ini sangat jarang ikan yang bisa ditangkap. "Banyak ikan yang mati karena bom atau disetrum listrik oleh orang yang melanggar hukum," kata Sohardi yang ditemui di sela acara Musi Triboatton, Banyuasin, Jumat (30/11).

Bupati Banyuasin, Amiruddin Inoed, mengakui jumlah ikan air tawar yang terus menyusut. Menurutnya, pada beberapa dekade lalu jumlah penduduk masih sedikit sehingga tak ada yang menangkap ikan secara besar-besaran menggunakan cara ilegal. "Namun saat ini seiring banyaknya jumlah penduduk ada yang menangkap ikan dengan cara ilegal seperti bom ikan, racun dan setrum listrik," kata Amiruddin.  

Karena itu, Amir mengatakan pihaknya akan mempolisikan jika ada warga yang menggunakan cara-cara ilegal itu. Sudah ada Peraturan Daerah yang mengatur hukum pidana bagi warga yang melanggar hukum untuk menangkap ikan. Namun demikian, Amiruddin mengatakan bahwa Kabupaten Banyuasin merupakan penyumbang terbesar ikan di Sumsel.

Sebanyak 60 persen ikan air tawar di Sumsel berasal dari kabupaten ini. Pihaknya mendayagunakan penangkapan ikan dengan cara keramba apung, tambak, dan budidaya ikan terpadu.

Untuk diketahui 80 persen wilayah Banyuasin terdiri dari perairan sungai. Ada sembilan ruas aliran sungai di antaranya Musi dan Pematang. Adapun ikan-ikan yang dihasilkan adalah gabus, toman, patin, dan lele.

Untuk meningkatkan fungsi dan kelestarian Sungai Musi itu, pemerintah mengadakan acara Musi Triboatton. Sebanyak 10 tim dari dalam dan luar negeri ambil bagian dalam acara  yang dihelat mulai 26 November hingga 1 Desember 2012. Mereka akan menyusuri Sungai Musi mulai dari Hulu di Kabupaten Ampat Lawang hingga ke hilir di Kota Palembang dengan jarak 500 kilometer.

Tim peserta berisi rata-rata tujuh hingga 10 orang anggota. Dari dalam negeri, tim-tim yang ikut serta berasal dari Jawa Barat, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Sumatra Selatan (dua tim). Sedangkan tim yang berasal dari luar negeri yaitu Thailand, Kamboja, Singapura, Australia, dan siswa asing (Amerika Serikat dan Polandia).

Kegiatan yang dilombakan, yaitu rafting, perahu kano, dan perahu tradisional. Dengan perahu tradisional ini, para peserta akan menyusuri Sungai Musi dari hulu di Kabupaten Ampat Lawang ke hilir di Kota Palembang sejuah 500 kilometer.

Penyusuran sungai akan dibagi dalam enam etape yang melintasi lima kabupaten/kota, yaitu Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Palembang. Di setiap etape, para peserta akan menginap di kota/kabupaten yang disinggahi. Di tempat singgah itu, berbagai kesenian dan kuliner tradisional dipamerkan kepada para peserta dan pengunjung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement