REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Israel dinilai hanya gertak sambal. Ancaman Negeri Zionis itu yang bakal menyerang instalasi nuklir Iran dinilai hanya retorika, tanpa ada wujud nyata.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi. "Melihat kekalahan rezim (Israel) melawan Palestina di Jalur Gaza, ancaman Israel untuk menyerang fasilitas atom negara kita tidak terlalu berharga. Itu hanya klaim belaka," kata Vahidi, seperti dikutip dari Press TV, Ahad (2/11).
Vahidi mengatakan pascakekalahan tersebut, rezim zionis berusaha memperbesar kekuatan militernya. "Kebijakan agresif rezim Israel dimaksudkan untuk memperbesar kekuatan delusinya (kepercayaan diri)," tambahnya.
Kekalahan Israel, disebutkan Vahidi bukan kali ini saja. Sebelumnya, Israel juga berhasil kalah melawan para pejuang Lebanon dan Palestina di periode sebelumnya. Hal ini membuktikan klaim rezim Israel atas semua itu tak sepenuhnya berdasar.
Vahidi menjelaskan Pemerintah Israel hanya akan melancarkan perang psikologis terhadap Iran. Hal itu dilakukan untuk menekan negara-negara lain, agar melakukan apa yang diinginkan Israel.
Israel memang berulang kali mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Iran. Negeri Para Mullah itu mengklaim program energi nuklir Iran akan diarahkan ke produksi bom atom. Sementara Iran berulang kali menepis tuduhan tersebut. Iran beralasan sebagai negaranya memiliki hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai, sesuai persyaratan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).