Selasa 04 Dec 2012 06:04 WIB

Abbas: Indonesia Aktif Galang Dukungan PBB

  Presiden Palestina Mahmoud Abbas melambaikan tangan ke kerumunan warga saat merayakan pengakuan negara Palestina oleh PBB di Ramallah,Ahad (2/12).  (AP/Nasser Shiyoukhi)
Presiden Palestina Mahmoud Abbas melambaikan tangan ke kerumunan warga saat merayakan pengakuan negara Palestina oleh PBB di Ramallah,Ahad (2/12). (AP/Nasser Shiyoukhi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengucapkan rasa terima kasihnya atas peran aktif Indonesia dalam menggalang dukungan dukungan dari anggota sahabat di PBB untuk memberi suara setuju bagi peningkatan status Palestina sebagai Pengamat (Observer) di PBB.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang mewakili Indonesia dalam menggalang dukungan di PBB bagi status baru misi Palestina," kata Abbas saat menerima kunjungan muhibah DPR-RI ke Ramallah, Tepi Barat, Palestina, Senin.

Presiden Abbas menyebut delegasi DPR pimpinan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq itu sebagai parlemen negara asing pertama berkunjung ke Ramallah pasca pemberian status baru Palestina di PBB, kata Ketua Kaukus Parlemen untuk Timur Tengah, DPR-RI, Muhammad Najib kepada ANTARA Kairo, Senin.

Abbas dalam kesempatan itu juga menitipkan salam dan ucapan terimakasih kepada Menlu Indonesia Marty Natalegawa atas kepeloporannya menggalang dukungan untuk Palestina.

Ketika ditanya, apa yang dilakukan Palestina setelah diakui sebagai negara Pengamat di PBB dengan status non state member observer, ia mengatakan, "Pertama, dalam waktu dekat menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di atas tanah Palestina. Kedua, berusaha membuka blokade Gaza."

Sebelum diterima Abbas, delegasi meletakkan karangan bunga di makam Yaser Arafat yang berada di kompleks kantor Presiden yg diberi nama Mukataa.

Selain Presiden Abbas, delegasi DPR-RI juga pada hari yang sama telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jericho Majed Al Fityani.

Disebutkan, persahabatan antara Indonesia dan Palestina berlangsung sejak era Presiden Soekarno dan Yaser Arafat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement