Kamis 06 Dec 2012 06:05 WIB

Dukung Palestina, Frederic Kanoute Ditekan

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Hazliansyah
Frederic Kanoute
Foto: AP/Jose Manuel Vidal
Frederic Kanoute

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ujung tombak Beijing Guoan Frederic Kanoute menyesalkan pihak-pihak tertentu yang mencoba menekannya gara-gara sikapnya yang menggalang solidaritas untuk Palestina. 

"Sangat menyedihkan ada beberapa orang yang menekan kami dan pihak klub gara-gara saya untuk diam dan melakukan sensor dalam kebebasan menuangkan gagasan," demikian pernyataan Kanoute dalam kicauanya lewat akun twitter-nya, @FredericKanoute, Kamis (6/12).

Mantan penyerang West Ham United dan Tottenham Hotspur itu menjadi inisiator deklarasi penolakan penunjukan Israel sebagai tuan rumah Piala Eropa U-21 pada Juni 2013. Kanoute sukses mengumpulkan 62 tanda tangan pesepak bola Eropa yang mempertanyakan kebijakan UEFA menunjuk Negeri Zionis itu sebagai penyelenggara kompetisi sepak bola yang menjunjung nilai fair play.

Hal itu jelas bertentangan, sebab belum lama ini Israel melakukan agresi ke Jalur Gaza dan menewaskan ratusan warga sipil tidak berdosa. Serangan itu juga menewaskan empat pemuda yang sedang bermain sepak bola.

Mendapati kenyataan itu, ia bersama 62 pesepak bola, seperti Eden Hazard (Chelsea), Jeremy Menez (Paris Saint-Germain), Abou Diaby (Arsenal), Didier Drogba (Shanghai Senhua), dan Demba Ba (Newcastle United) menandatangani sikap yang mempertanyakan mengapa Israel tetap diberi hak sebagai tuan rumah.

"Saya mendapat banyak pesan dari ratusan teman yang mendukung sikap saya yang menggalang solidaritas untuk Palestina," ujar mantan pemain Sevilla itu. "Sayangnya, banyak pesan elektronik dan komentar di sosial media yang mengecam sikap kami."

Ia mempertanyakan pihak yang mengkritiknya, yang juga berusaha menekannya itu agar tidak banyak bicara terkait dukungannya terhadap Palestina. Di era demokrasi, kata Kanoute, setiap orang berhak bersuara dan mengungkapkan pendapatnya.

Bukan malah diserang gara-gara sikapnya mengkritik Israel. "Kebebasan berbicara adalah kunci masyarakat demokrasi. Ini adalah apa yang di Eropa kita advokasikan kepada seluruh dunia."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement