REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rhoma Irama selesai diperiksa oleh Panwaslu DKI dalam dugaan ceramah berbau SARA yang dilakukan saat tarawih di masjid Al Isra Tanjung Duren, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Namun Rhoma menegaskan tak merasa berseberangan dengan Jokowi-Ahok.
"Dalam konteks berbangsa, saya tidak ada masalah dengan pemimpin manapun. Saya cinta Jokowi, saya cinta Ahok, I love them all," kata Rhoma.
Dia menyebutkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil a'lamin. Yang memerintahkan pemeluknya untuk mencintai semua umat beragama, semua bangsa dan suku di dunia.
Namun, Allah dalam firmannya, menurut Rhoma juga jelas menegaskan aturan dalam memilih pemimpin. Islam bersifat komprehensif, yang mengatur kehidupan umat melalui ayat Alquran. Termasuk perintah untuk menghargai dan hidup dengan perbedaan.
Ketika ditanyakan, jika pasangan Jokowi-Ahok terpilih sebagai pemimpin Jakarta, Rhoma menjawab. Ia mengangguk, dan mengatakan, sebagai warga negara Indonesia, keputusan tersebut harus diterima. "Itu konsekuensi saya sebagai warga negara," tutur Rhoma pelan.
Sementara itu, ketua Panwaslu DKI, Ramdansyah, mengatakan pemeriksaan terkait kasus pedangdut senior itu harus dilanjutkan. Formalitas penanganan kasus itu, menurut dia terbagi atas tahapan formil dan materil. Secara materil, Rhoma telah melewati rekonstruksi. "Tetapi secara formil kami tidak bisa sepihak. Kami juga akan memanggil tim Foke-Nara. Kami masih harus melanjutkan rekonstruksi," kata Ramdansyah.