REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI incumbent Fauzi Bowo menyambut baik jaminan keamanan yang diberikan kepolisian tingkat daerah tersebut. Ia beserta pasangannya, Nachrowi Ramli, menilai gelaran Pemilu merupakan proses yang sensitif bagi masyarakat yang memerlukan perkembangan bagi kawasan tempat tinggalnya.
Konflik pun diperkirakan rentan terjadi karena dukungan masyarakat terbagi untuk masing-masing calon kepala daerah yang diusung.
"Pasti ada perbedaan pendapat dan opini. Jika salah sedikit mudah menyulut persaingan," ujar Fauzi Bowo. Pria yang masih menjabat Gubernur DKI itu pun meminta Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu untuk melakukan pengawasan kampanye yang optimal. Baik dari tim sukses maupun pendukung pasangan Cagub dari masyarakat.
Sementara Calon Gubernur Joko Widodo lebih mementingkan jaminan keamanan dan ketertiban kepada masyarakat. Sebab, menurut dia, adanya gelaran Pemilu juga untuk kepentingan mereka, bukan untuk pejabat yang menyalonkan sebagai kepala daerah. "Kepentingan warga DKI tetap nomor satu," kata Wali Kota Solo itu.
Pria yang datang dengan baju batik berwarna coklat itu pun mengaku siap bertindak sportif, bila jumlah suaranya menurun pada Pemilu putaran kedua. Menurut dia, Pemilu merupakan bentuk demokrasi yang peserta di dalamnya mempunyai risiko menang maupun kalah. "Harus siap menerima kekalahan," ujar Jokowi.