REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Nachrowi Ramli (Nara), menyatakan masalah preman di Ibukota Negara perlu ditangani serius. Nara juga mengatakan, kehadiran preman di Jakarta karena terkait urusan perut.
"Preman itu 'free man' yaitu orang yang selalu mau bebas dan tidak mau diatur. Bagi saya preman di Jakarta ada sebabnya yaitu masalah perut," katanya saat menjawab pertanyaan panelis Imam B Prasodjo, pakar Psikologi UI saat debat kandidat putaran kedua Pemilukada DKI, Jumat malam.
Nara mengungkapkan, solusi agar angka preman di Jakarta menurun yakni pemerintah harus siap menyediakan lapangan pekerjaan. "Mengatasi preman di Jakarta, berilah mereka pekerjaan dan nilai-nilai yang santun, Insya Allah Jakarta akan tertib," ungkapnya.
Terkait lapangan kerja baru, calon incumbent, Fauzi Bowo menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membuka kawasan ekonomi khusus di Marunda dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Kawasan ini akan mampu menyerap sekitar 400 sampai 500 ribu lapangan pekerjaan baru bagi warga Jakarta," tuturnya. Foke mengklaim rencana tersebut bukan sekadar ide semata melainkan telah memasuki tahap financing.
"Selain itu, penangan masalah preman melalui dialog dan interaksi," tuturnya.
Foke menambahkan, selama kurun waktu lima tahun ini, situasi DKI Jakarta berlangsung aman.