REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tim calon gubernur DKI nomor urut satu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) akan mengawal pelaksanaan pemungutan suara Pemilukada DKI, pada 20 September nanti. "Kami akan 'Jaga Kampung', dengan menyiagakan 20 orang relawan di setiap tempat pemungutan suara (TPS)," jelas Giofedi Rauf, saat dihubungi Republika, Selasa (18/9).
Upaya tersebut, menurut dia, merupakan salah satu bentuk komitmen tim Foke-Nara untuk menciptakan Pemilukada yang bersih dan bermartabat. Artinya, upaya penodaan Pemilukada dengan kecurangan yang dilakukan melalui modus yang beragam bisa dipantau dan diantisipasi. Tidak hanya oleh lembaga penyelenggaraan Pemilukada, tetapi juga oleh peserta Pemilukada.
"Kami berkomitmen untuk tetap santun, karena sudah diamanahkan oleh pak Fauzi. Agar Pemilukada DKI dilaksanakan dengan martabat yang penuh. Tetapi kami juga harus awasi kemungkinan kecurangan yang sangat mungkin terjadi menjelang dan saat hari H nanti," ungkapnya.
Diceritakan Giofedi, tim pemenangan Foke-Nara menemukan ada beberapa modus kecurangan yang mungkin dilakukan pihak tertentu untuk menciderai pelaksanaan Pemilukada DKI. Di antaranya upaya mobilisasi yang dilakukan etnik tertentu agar suara disalurkan pada pasangan calon tertentu.
"Jika dicermati, ada aktivitas mencolok yang dilakukan kelompok tertentu. Seperti penarikan uang dalam jumlah banyak di beberapa bank oleh etnis tertentu belakangan ini. Kemungkinan ada pembebanan pada etnis tertentu oleh pihak lawan, agar bisa memobilisasi suara pada hari H," paparnya.
Kemudian, kata dia, selain modus perobekan surat suara yang ditukarkan dengan uang, diperkirakan ada metode baru. "Ada metode baru dari pihak lawan, dengan membawa surat suara aspal (asli tapi palsu). Ini harus diwaspadai," tuturnya.