Senin 10 Dec 2012 06:28 WIB

Pertemuan PD di Cikeas tak Bahas Andi

Nurhayati Assegaf
Foto: Antara
Nurhayati Assegaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, mengatakan bahwa pertemuan seluruh jajaran Partai Demokrat (PD) di Puri Cikeas, Ahad (9/12) malam, tidak membahas terkait masalah mantan Menpora, Andi Mallarangeng.

"Sama sekali tidak ada menyinggung masalah Andi, pertemuan ini tidak lain merupakan konsolidasi partai," kata Nurhayati yang didampingi Ketua Bidang Komunikasi Partai Demokrat Ruhut Sitompul, usai pertemuan.

Nurhayati juga memastikan bahwa Andi Mallarangeng, yang sebelumnya merupakan salah satu petinggi dari Partai Demokrat, tidak hadir dalam pertemuan itu karena telah mengundurkan diri dari kepengurusan partai.

Dalam pertemuan yang dimulai pada pukul 20.30 WIB tersebut, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan arahan dan memotivasi agar Partai Demokrat terus meningkatkan kinerjanya, kata Nurhayati.

Menurutnya, mendekati pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 dibutuhkan soliditas dan kekompakan partai, sehingga kader Partai Demokrat diharapkan berkomunikasi dengan baik kepada semua fraksi dengan dasar berpolitik bersih, cerdas, dan santun.

Ia mengimbau agar anggota DPR yang berasal dari Partai Demokrat terus berkomunikasi dan bertemu dengan konstituen guna melaksanakan kewajiban sebagai wakil rakyat.

Andi Mallarangeng menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Pemuda dan Olahrga, Jumat (7/12), setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu, Andi juga mundur dari posisinya sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat dan Sekretaris Majelis Tinggi partai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement