REPUBLIKA.CO.ID,BANGKALAN -- Petugas kepolisian dari jajaran Polres Bangkalan, dibantu pasukan Brimob Polda Jatim dan TNI 0829 akhirnya berhasil membubarkan unjuk rasa massa pendukung KH Imam Bukhori Kholil-Zainal Alim di kantor KPU setempat, Senin.
Petugas gabungan ini berhasil memukul mundur para pengunjuk rasa pendukung pasangan calon bupati dan wakilnya yang diusung Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan Partai Persatuan Nasional (PPN) ini dengan tembakan gas air.
Petugas berhasil membubarkan pengunjuk rasa dari depan kantor KPU yang sebelumnya mereka menduduki kantor itu dan melakukan penyegelan.
"Para pengunjuk rasa ini terpaksa kami bubarkan, karena hari ini adalah jadwal pendistribusian logistik pilkada. Kami hanya menjalankan tugas mengamankan pelaksanaan pilkada sesuai tahapan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pilkada," kata Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoro, Senin.
Sebelum berhasil dibubarkan, sempat terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dengan petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang dan Brimob Polda Jatim yang berupaya membubarkan massa Imam-Zain.
Massa sempat melempari petugas dengan batu dan kayu, namun hal itu tidak berlangsung. Dalam hitungan menit, petugas berhasil memukul mundur pengunjuk rasa. Dan saat ini polisi sudah menguasai kantor KPU Bangkalan yang sebelumnya diduduki pengunjuk rasa.
Meski massa pendukung Imam-Zain ini sudah berhasil dibubarkan, namun situasi di sekitar kota Bangkalan kini masih tegang.
Di tempat terpisah, massa pendukung Imam-Zain masih terus menggalang kekuatan berupaya menguasai kembali kantor KPU di Jalan Pemuda Kaffa, Bangkalan yang kini telah berhasil diduduki petugas.
"Kami tidak ingin logistik pilkada didistribusikan sebelum, Imam-Zain dipastikan masuk sebagai peserta pemilu," kata korlap aksi pendukung Imam-Zain, Mahmudi.
Massa pendukung pasangan KH Imam Bukhori Kholil-Zainal Alim ini memulai aksinya sejak Jumat (7/12), setelah KPU Bangkalan memutuskan tidak akan melakukan upaya banding atas putusan PTUN yang meminta institusi penyelenggara pilkada itu menghapus pasangan Imam-Zain.
Sejak saat ini, warga pendukung Imam-Zain yang berjumlah ribuan itu berunjuk rasa dan menduduki kantor KPU Bangkalan di Jalan Pemuda Kaffa.