REPUBLIKA.CO.ID, Sejauh ini Alquran sudah diterjemahkan ke sejumlah bahasa daerah. Bahkan, kegiatan ini telah dilakukan sejak awal abad ke-19.
Salah satu kisah penerjemahan Alquran ke bahasa daerah yang cukup terkenal adalah ketika RA Kartini meminta Kiai Saleh Darat untuk menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Jawa pada 1894.
Tetapi, Kiai Saleh hanya sempat menerjemahkan Alquran hingga juz keenam karena ia keburu wafat.
Sejak saat itu, semakin banyak kegiatan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah yang dilakukan sejumlah individu dan lembaga. Salah satu yang terbanyak adalah penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Sunda.
Pada 1937, terbit “Tafsir Al-Foerqan Basa Sunda” karya A Hassan. Buku ini diterbitkan oleh Taman Poestaka Persatoean Islam sebanyak tiga jilid. Pada 1960, terbit pula “Nurul-Bajan: Tafsir Qur'an Basa Sunda” karya H Mhd Romli dan HNS Midjaja terbitan N.V. Perboe.
Salah satu yang cukup dikenal adalah Alquran terjemahan bahasa Sunda yang dikerjakan oleh KH Qamaruddin Shaleh, HAA Dahlan, dan Yus Rusamsi pada 1971. Alquran tersebut diberi judul “Al-Amin: Al-Qur'an Tarjamah Sunda” dan merupakan hasil kerja selama tujuh tahun.
Pada 1978, ketika Jawa Barat dipimpin oleh Gubernur Aang Kunaefi, Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Barat menerbitkan terjemahan dan tafsir Alquran dalam bahasa Sunda. Ulama yang ikut dalam kegiatan ini adalah KH Anwar Musaddad, KH Mhd Romli, KH Hambali Ahmad, KHI Zainuddin, K Moh Salmon, dan lain-lain.
Kementerian Agama (Kemenag) sendiri baru memberikan perhatian khusus mengenai penerjemahan Alquran ke bahasa daerah dalam tiga tahun terakhir. Hingga kini, terdapat tujuh Alquran terjemahan berbahasa daerah yang telah diterbitkan Kementerian Agama.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Lektur Keagamaan Kementerian Agama, Andy Bahruddin Malik, menyatakan Kemenag telah menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Sasak, Sulawesi Tengah, dan Makassar pada 2011.
Sementara, tahun ini diterbitkan Alquran terjemahan berbahasa Minang, Batak Angkola, Jawa Purwokerto, Penginyongan Banyumas, dan Dayak Kenayan. "Tahun depan akan diterjemahkan lagi ke dalam tiga atau empat bahasa daerah," ujar Andy.