Bahasa Madura
Baru-baru ini, Lembaga Penerjemah dan Pengkajian Al-Quran (LP2Q) Surabaya meluncurkan Alquran terjemahan berbahasa Madura.
Dalam peluncuran perdana ini, dari 30 juz Kitab Suci Alquran, baru tiga juz yang berhasil diterjemahkan.
Terjemahan tersebut dikerjakan selama satu tahun oleh tim gabungan dari STAIN, budayawan, ulama Madura, serta tim dari Jamaah Pengajian Surabaya (JPS). Sementara, 27 juz sisanya akan diterjemahkan secara bertahap.
Ketua MUI Pamekasan, KH Ali Rahbini, menilai penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Madura merupakan langkah yang sangat baik. Dengan adanya Alquran ini, maka masyarakat Madura yang awam dalam memaknai Alquran bisa lebih mengerti. Lagi pula, tidak semua orang Madura mampu berbahasa Indonesia.
Selain di Madura, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) juga mendistribusikan terjemahan Alquran dalam bahasa Sasak atau bahasa daerah suku di Pulau Lombok.
Alquran ini dicetak sebanyak enam ribu eksemplar untuk pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya. Terjemahan Alquran dalam bahasa Sasak itu dinamakan Juz Amma' Al-Majdi sebagai bentuk penghargaan terhadap keluarga besar Majdi.
Terjemahan Alquran dalam bahasa Sasak itu baru mencakup satu juz. Sementara, penerjemahan 29 juz lainnya akan dilakukan secara bertahap. Selain itu, ke depan akan diterbitkan pula Alquran terjemahan dalam bahasa Samawa (suku Sumbawa) dan Mbojo (suku Bima dan Dompu).
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang juga berencana membuat terjemahan Alquran ke dalam Bahasa Palembang. Diharapkan proyek tersebut bisa diselesaikan pada 2014 mendatang.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang, Prof Dr H Aflatun Muchtar, menyatakan di Indonesia sudah banyak terjemahan Alquran berbahasa daerah.
Karena itu, pihaknya berpikir untuk menerbitkan Alquran ke dalam bahasa daerah mereka sendiri. Hal ini bertujuan agar masyarakat Sumatra Selatan lebih mudah dalam memahami kandungan Alquran.