REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bukan hanya belalang, kepompong ulat ternyata juga menjadi makanan favorit yang dicari masyarakat Kabupaten Gunungkidul.
Bahkan kepompong ulat ini menjadi komoditas perdagangan bahan makanan tersendiri di kabupaten ujung Selatan DIY ini.
Namun tidak sembarang kepompong ulat yang dikonsumsi masyarakat Gunungkidul. Hanya kepompong ulat dari pohon daun jati yang menjadi perburuan masyarakat di kabupaten ini. Selain rasanya gurih, konon kepompong ulat daun jati ini juga mengandung banyak protein seperti halnya belalang.
"Rasanya gurih seperti udang," terang Amri Mustaqimah, warga Karang Asem, Paliyan, Gunungkidul, Kamis (13/12).
Menurutnya, kepompong yang berwarna coklat tua dan berukuran kecil ini hanya digoreng dengan garam dan bawang putih saja. Kepompong goreng ini siap menjadi lauk nasi.
Selain dikonsumsi sendiri, kepompong ulat ini juga menjadi sumber pencaharian tambahan masyarakat di wilayah ini. Di musim penghujan, banyak ulat jati yang berubah menjadi kepompong dan menempel di bawah daun-daun jati yang banyak terdapat di wilayah itu. Kepompong mentah dijual masyarakat dengan harga mencapai Rp 30-40 ribu/kilogramnya.
"Lumayan sehari dapat satu kilo bisa untuk menambah belanja rumah," tandas Agus, warga Paliyan, Gunungkidul.
Banyak masyarakat luar Gunungkidul yang mencari kepompong siap masak tersebut ke wilayah ini. Akibatnya banyak pedagang dadakan di sepanjang jalan Paliyan-Baron maupun di pasar tradisional. N Yulianingsih