REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Ketua Komite Pemilihan Umum Israel Hakim Elyakim Rubinstein telah melarang kampanye iklan yang dilakukan oleh partai sayap ultrakanan. Alasan pelarangan kampanye bersifat rasis dan diskriminasi terhadap orang Arab.
"Kampanye tersebut dimaksudkan untuk menghina satu kelompok di Negara Israel, penduduk Arab," Rubinstein menjelaskan, Rabu malam (12/12). Kampanye berupa iklan yang disebut "Otzma Leyisrael" (Kekuatan bagi Israel), dipasang di bus di seluruh Israel dan bertuliskan "tanpa kewajiban tak ada hak".
"Retorika rasis tersebut juga mungkin menyinggung orang Yahudi," tulis Rubinstein di dalam putusannya, sebagaimana dikutip Xinhua.
"Orang Yahudi telah didiskriminasi sebagai kelompok minoritas sepanjang sejarah kita, oleh karena itu pencegahan ungkapan rasisme terhadap kelompok minoritas yang tinggal di antara kita seharusnya menjadi bagian genetika kita," katanya.
Kampanye kontroversial itu mendorong lima pegiat hak asasi manusia dari kelompok berbeda mengajukan komplain ke komite tersebut. Mereka menuduh iklan itu dirancang untuk menghujat kelompok minoritas.
Anggota partai tersebut, Michael Ben Ari dan Aryeh Eldad, mengatakan kampanye itu "sah". "Tak beralasan bahwa menggunakan satu bahasa resmi akan dipandang rasis. Ini adalah kampanye sah. Kami bermaksud mengajukan banding atas keputusan yang keterlaluan ini, yang membahayakan kebebasan berekspresi," kata kedua orang itu di dalam satu pernyataan.