REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lembaga pemeringkat utang, Standard & Poor's menurunkan prospek peringkat utang Inggris ke level negatif. Hal ini menyusul lemahnya pertumbuhan ekonomi dan profil utang yang memburuk.
Pemangkasan peringkat utang diperkirakan dilakukan S&P satu hingga dua kali dari tingkat sebelumnya AAA atau stabil. Pemangkasan kemungkinan dilakukan dalam dua tahun ke depan. "Ini bisa terjadi jika ekonomi Inggris dan kondisi fiskal memburuk melebihi perkiraan saat ini, " tulis S&P dalam pernyataan yang dikutip Bloomberg, Jumat (14/12).
Lembaga itu menyatakan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa berjalan lambat. Namun, risikonya pertumbuhan negatif karena melihat anggaran pemerintah.
Revisi prospek peringkat utang tersebut meningkatkan tekanan politik pada Menteri Keuangan, George Osborne yang berjanji akan mengalokasikan fiskal terbesar sejak Perang Dunia II. Namun, investor sering mengabaikan tindakan itu, dibuktikan dengan turunnya kupon obligasi Prancis bertenor 10 tahun setelah peringkat utang diturunkan bulan lalu.
Rasio utang Inggris terhadap Produk Domestik Bruto diramalkan S&P akan terus meningkat pada 2015 dan mencapai puncaknya pada tahun itu pada level 92 persen. Ini meningkatkan risiko rasio dapat menyentuh 100 persen jika perbaikan ekonomi makin lemah.
Setelah penurunan prospek peringkat utang, nilai tukar poundsterling terhadap dolar melemah. "Penurunan itu masih akan terjadi pada beberapa hari ke depan, " kata Kepala Group Strategi Mata Uang di Standard Chartered Group Plc, Ned Rupeltin.