REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberhentian Ruhut Sitompul dari Ketua Divisi Komunikasi dan Informasi Partai Demokrat dinilai tidak memiliki dampak apa-apa terhadap masa depan partai yang dibina Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
“Tidak akan mengurangi atau menaikkan citra Demokrat,” kata Pengamat Politik asal Universitas Indonesia Andrinof Chaniago, Ahad (16/12).
Andrinof berpendapat, pencopotan Ruhut lebih dilatarbelakangi kepada persoalan internal partai. Selama ini, kata dia, Ruhut sangat vokal meminta Anas Urbaningrum mundur dari jabatannya selaku Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
Sementara, Anas merasa masih mampu membenahi berbagai persoalan yang melanda partai pemenang pemilu 2009 itu. Tidak itu saja, Ruhut juga kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dinilai kontroversial oleh orang-orang sesama partainya.
Oleh karena itu, pemecatan ini bisa dikatakan sebagai langkah politik Anas untuk mengatasi gangguan di tubuh kepengurusan Partai Demokrat.
“Kebijakan itu tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap eksternal partai itu,” imbuh Andrinof. Apalagi dari segi kekuatan, Anas punya basis yang sudah jelas, sedangkan Ruhut tidak.
Terkait rencana Ruhut yang akan mengadu ke SBY, Andrinof mengatakan Anas tentunya telah melakukan pendekatan dengan Ketua Dewan Pembina PD tersebut jauh-jauh hari.
Sebelumnya, Ruhut Sitompul didepak dari jabatannya sebagai Ketua Divisi Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat. Nama mantan pengacara itu bahkan tidak tercantum dalam daftar kepengurusan DPP Demokrat yang masuk ke Komisi Pemilihan Umum, September lalu.