Senin 17 Dec 2012 15:58 WIB

Obama Janjikan Upaya Kurangi Kekerasan Senjata

Presiden Barack Obama terharu saat menyampaikan pidato duka cita di Gedung Putih, Washington, atas penembakan di sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.
Foto: AP
Presiden Barack Obama terharu saat menyampaikan pidato duka cita di Gedung Putih, Washington, atas penembakan di sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Barack Obama berjanji akan melakukan upaya untuk mengurangi kekerasan senjata api terjadi di Amerika Serikat. Menurut Obama bangsa Amerika Serikat saat ini belum melakukan upaya yang cukup dalam melindungi anak-anak mereka.

"Kita sudah tidak bisa lagi memberikan toleransi untuk ini. Tragedi-tragedi ini harus berakhir. Dan untuk mengakhirinya kita harus berubah," kata Obama saat menyampaikan pidato dalam upacara mengenang para korban penembakan massal di Sekolah Dasar Sandy Hook di Connecticut.

"Dalam minggu-minggu mendatang, saya akan menggunakan wewenang apapun yang saya punya untuk menyatukan semua warga negara, dari petugas penegak hukum, para pekerja di bidang kesehatan jiwa, orang tua hingga para pendidik dalam upaya untuk mencegah tragedi seperti ini terjadi lagi."

"Karena pilihan apa yang kita punya? Kita tidak bisa menerima kejadian seperti ini sebagai sesuatu yang rutin," ujarnya.

Pernyataan Obama itu merupakan salah satu pernyataan paling keras yang disampaikannya tentang kekerasan dengan senjata api. Namun, ia memutuskan untuk tidak mengeluarkan desakan secara tegas bagi pengawasan atau reformasi --yang akan mematahkan hak para pengguna senjata.

Obama sebelumnya telah mendesak hukum federal soal kepemilikan senjata dirubah serta menawarkan dukungan bagi pembaruan aturan larangan kepemilikan senjata penyerang.

Aturan sebelumnya telah berakhir pada tahun 2004 dan Presiden Obama dalam debat bulan Oktober lalu dengan kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, menegaskan dukungannya bagi aturan pelarangan yang baru.

Namun, dalam periode pertama kepemimpinannya, Obama membuat kecewa kalangan aktivis anti-senjata api dengan tidak melakukan tekanan agresif dalam upaya membuat senjata lebih sulit didapatkan di Amerika Serikat.

Setelah penembakan membabi buta di sebuah rumah ibadah kaum Sikh di Wisconsin pada musim panas tahun ini, Presiden Obama mengatakan bahwa insiden seperti itu sudah terjadi "terlalu berkala".

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement