REPUBLIKA.CO.ID, Taman ini dinobatkan sebagai salah satu dari 60 ruang publik paling memikat di dunia.
Garis cakrawala di ufuk barat merona kemerahan. Sang mentari, perlahan tapi pasti, menenggelamkan diri di balik bangunan-bangunan bertingkat yang menyembul di kejauhan.
Di saat sama, sekelompok orangtua, muda, anak-anak tampak ceria menikmati suasana.
Sore itu, seperti sore-sore sebelumnya, keceriaan menyambut terbenamnya matahari mewarnai sudut-sudut Taman al-Azhar, Kairo, Mesir.
Tak cuma warga lokal yang biasa menikmati kehangatan sore di taman seluas 30 hektare itu. Orang-orang dari mancanegara yang sedang mengunjungi Kairo pun senantiasa meluangkan waktu untuk menikmati kemolekan taman ini.
Rekaman keceriaan di Taman al-Azhar pada senja itu terekam jelas dari video yang diunggah Rina Saepulloh di laman Youtube. Di bagian bawah video, tertulis jelas sebuah judul “Beautiful Sunset at Al-Azhar Park”. Ya, Taman al-Azhar memang layak dipuja sebagai tempat yang indah, utamanya saat senja menyapa Kairo.
Kemolekan taman ini juga diakui oleh organisasi nirlaba yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), Project for Public Spaces (PPS), yang kemudian menobatkan taman ini sebagai sebagai satu dari 60 ruang publik yang memikat di kolong langit.
Jadi, jika suatu saat Anda berkesempatan menyambangi Kairo, maka jalan-jalan ke Taman al-Azhar wajib Anda agendakan.
Tempat ini dulunya bukanlah taman seperti yang ada pada masa sekarang. Sejarah mencatat, dahulu tempat ini hanya berisi bebatuan. Adalah Agha Khan Development Network (AKDN) yang berkontribusi be sar atas lahirnya taman ini.
Pembangunannya dikemas melalui Program Dukungan Kota-Kota Bersejarah atau Historic Cities Support Programme (HCSP) yang ada dalam Aga Khan Trust for Culture. Institusi ini adalah titisan dari para pembesar Dinasti Fatimiyah.