REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rencana pemindahan Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta terus bergulir. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Kamis (20/12), mengatakan terkait pelaksana pembangunan, pemerintah tidak mungkin menyerahkan hal tersebut pada Angkasa Pura.
Langkah tersebut sebagai bagian dari kompensasi karena Angkasa Pura adalah pengelola Bandara Adi Sutjipto. Selanjutnya untuk kebutuhan investasi, Bambang memperkirakan, pembangunan bandara baru akan memakan biaya Rp 7-10 triliun. Untuk tahap awal, dana yang diperlukan adalah berkisar antara Rp 4-6 triliun.
Rencananya, embangunan akan dilakukan secara bertahap. Terminal akan diperluas sehingga dapat menampung sekitar 24 juta penumpang per tahun.Saat ini trafic penumpang Bandara Adisucipto berkisar di angka lima juta orang pertahun.
Sementara itu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menegaskan Temon bukanlah lokasi final pembangunan bandara baru. Dikatakannya, Temon memang prioritas utama untuk lokasi bandara. Namun, jika harga tanah melambung tinggi, hampir dapat dipastikan lokasi akan dipindah.
''Kalau mahal kan jadi tidak feasible (layak). Idealnya batasan harga tanah yang layak adalah Rp 50 ribu per meter per segi,''tutur dia.
Saat ini harga tanah di sekitar Temon telah mencapai Rp 500 ribu per meter persegi. Gubernur DIY ini mengaku wilayah Temon dan sekitarnya masih menjadi pilihan untuk pembangunan bandara. Namun dia tidak bersedia mengutarakan wilayah mana yang menjadi alternatif lain.