Jumat 21 Dec 2012 03:09 WIB

Isu Bakso Babi Santer, Walikota Ini Malah Lahap Ngebakso

Bakso Babi Kuah (ilustrasi)
Foto: MELTING WORK
Bakso Babi Kuah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Maraknya temuan bakso sapi dioplos daging babi di sejumlah wilayah ibu kota, membuat razia bakso digencarkan Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara, di Pasar Koja Baru dan Koja Trade Mal (KTM). Namun, dari 20 sampel yang diambil di kedua lokasi itu petugas tidak menemukan kandungan daging babi dari bakso tersebut. Mengetahui bakso yang dijual pedagang di Pasar Koja Baru bebas dari unsur daging babi, Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono pun langsung memesan dan menyantap bakso dengan lahap bersama anak buahnya.

"Tadi pagi telah dilakukan tes, dan hasilnya negatif. Artinya, dengan demikian daerah ini (Koja) dinyatakan bebas daging babi," ujar Bambang.

Menurutnya, maraknya kasus bakso oplosan daging babi ini, berdampak negatif bagi para pedagang bakso yang rugi karena sepinya pembeli, dan konsumen menjadi ragu untuk menikmati bakso. Selain itu, kasus ini juga berdampak sepinya pengunjung di pasar. "Semua ada dampaknya. Tadi pedagang bakso yang tadinya mampu menjual sebanyak 15 kilogram bakso, kini turun menjadi 5 kilogram seharinya. Jauh melorot omzetnya. Yang suka bakso jadi ragu. Makanya kami turun mengetes sampel bakso ini," katanya.

Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, Mochamad Mikron menuturkan, dari 20 sample yang diuji tersebut, hasilnya negatif mengandung olahan daging babi. "Kami pakai sistem acak yang mencurigai bakso olahan yang dilihat dari dari warna dan teksturnya. Hasil dari laboratorium negatif mengandung olahan daging babi," tuturnya.

Sementara itu, Nurwan (45) pedagang bakso yang diambil sampelnya menyambut baik razia tersebut. Sebab, warga yang biasanya kerap membeli bakso, kini semakin menurun jumlahnya. "Saya dukung biar masyarakat tahu kalau saya tidak menjual bakso yang menggunakan daging babi. Omzetnya menurun pak, biasanya di atas Rp 1 juta, sekarang Rp 500 ribu juga sudah bagus," tandasnya.

sumber : beritajakarta.com
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement