REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Deddy Mizwar mengatakan, pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan peristiwa budaya biasa. Sebaiknya disikapi dengan biasa, tidak perlu berlebihan. Jangan sampai menimbulkan sikap permusuhan sesama warga.
"Pilkada tidak seperti pertandingan tinju yang harus siap menang atau kalah,'' kata Deddy. Hal itu disampaikannya saat menjadi santri kehormatan di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis-Jabar. Aktor senior itu, diundang sebagai tamu dalam Reuni Akbar Ikatan Alumni Pondok Pesantren Darussalam (IKADA), Selasa (25/12).
Reuni akbar IKADA yang berlangsung sejak tanggal 19—25 Desember 2012, itu dihadiri ratusan santri dari berbagai daerah di Jabar. Semua santri, memenuhi aula dan halaman pesantren yang berada di Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis.
Acara tersebut, dihadiri sejumlah alumni Pesantren Darussalam yang meraih sukses di masyarakat. Antara lain Bupati Karawang, Jabar, Ade Swara, vokalis Band Wali Faank, KH Umung Anwar, dan Pemimpin Pondok Pesantren Al Kautsar Banjar.
Ketua IKADA Ciamis KH Mohammad Aminuddin mengatakan pencalonan Deddy Mizwar sebagai Wakil Gubernur Jabar, diharapkan dapat melakukan transformasi budaya di birokasi. Ia menilai, seniman senior tersebut merupakan pasangan yang tepat bagi calon Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Deddy Mizwar mengatakan, untuk meraih kemenangan dan menjadi juara, lanjut dia, petinju harus menghajar lawannya sampai babak-belur. Bahkan, ada lawan pemain tinju yang meninggal.
Artinya, kata dia, pemenangnya dimuliakan, sementara yang kalah terhinakan. “Apakah pantas, sesama manusia saling menghinakan? Tentu, tidak ada satu manusia pun yang mau dihinakan oleh manusia lain,” paparnya.