REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat kota di Indonesia diprediksi bakal marak dengan berbagai aksi terorisme tahun depan. Keempat kota tersebut adalah Jakarta, Poso, Solo dan Papua.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane mengatakan Jakarta rawan terorisme karena eskalasi politik yang meninggi dan banyaknya peredaran senjata api ilegal.
Dua kota berikutnya, Solo dan Poso dinilai marak terorisme karena radikalisme yang tinggi dan dipicu aksi balas dendam anak atau saudara para tersangka terorisme terdahulu.
"Ancaman terorisme tinggi karena adik-adik teroris dan anaknya yang lima tahun lalu masih kecil sekarang sudah 17 dan 18 tahun. Mereka lebih radikal dan tokoh teorisme baru ini sedang uji nyali. Ada empat kantor polisi yang mereka kirimi bom, ada dua meledak," kata Neta di Jakarta, Ahad (30/12)
.
Masalah klasik seperti keberpihakan pemerintah daerah kepada investor ketimbang rakyat dapat memicu kemarahan rakyat. Rakyat yang tidak lagi percaya kepada polisi memilih untuk mengambil tindakan sendiri dan menyerang petugas keamanan.
Rakyat Papua merasa tidak terima sumber daya alam mereka diambil, tetapi mereka tidak sejahtera. Contohnya, keberpihakan polisi kepada Freeport karena telah mengeluarkan dana besar bagi polisi.
"Empat daerah ini perlu diwaspadai dan ini tantangan keamanan ke depan," kata Neta.
Ia menambahkan, tiap daerah memiliki karakteristiknya masing-masing. Tidak selalu ada provokasi di wilayah tersebut walaupun tidak menutup kemungkinan itu. Faktor pemicunya adalah situasi dimana masyarakat dizalimi dan tidak ada keadilan sehingga polisi tidak lagi ditakuti.