Ahad 06 Jan 2013 20:48 WIB

Berjuang, Lestarikan 167 Ekor Penyu

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Dewi Mardiani
Telur Penyu dan Tukik
Foto: supporterwwf.org
Telur Penyu dan Tukik

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Untuk menjaga agar penyu tetap lestari, Wayan Raga rela merogoh kantong pribadinya untuk memelihara dan membeli pakan bagi 167 ekor penyu yang dipeliharanya.

Lelaki paruh baya yang tinggal di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar Bali itu, merasa prihatin dengan semakin berkurangnya jumlah penyu hijau di kawaan itu. "Penyu semakin langka, bahkan nyaris punah. Makanya saya rela berkorban untuk melestarikan penyu penyu itu," kata Raga di Denpasar, Ahad (6/1).

Bernaung di bawah bendera "Serangan Turtle Park", Raga mengaku mengeluarkan biaya sampai Rp 300 ribu sehari atau sekitar Rp 18 juta sebulan untuk membeli pakan penyu hijau. Uang itu antara lain dibelikan udang manis sebanyak enam kilogram sehari untuk memberi makan tukik yang berumur di bawah satu tahun, serta membeli rumput laut untuk memberi makan penyu yang sudah berumur diatas satu tahun.

Dikatakannya, uang sebanyak itu diambil dari kantong pribadinya, yang berasal dari sumbangan-sumbangan para wisatawan yang mengunjungi tempat penangkaran penyu miliknya.

Wisatawan yang datang ke lokasi penangkaran itu sebut Raga, ada yang peduli dengan pelestarian yang dia lakukan dan memasukkan uang secara sukarela ke kotak sumbangan yang dia letakkan di pintu masuk. "Kalau ada yang peduli, mereka langsung memasukkan bantuannya ke kotak sumbangan," kata Raga.

Menyinggung bantuan pemerintah daerah, dikatakan Raga bantuan memang ada, namun untuk biaya renovasi bangunan penangkaran. Selain juga ada bantuan berkisar Rp 45-Rp 90 juta setahun dari Pemkot Denpasar. Sedangkan dari Pemprov Bali, sejauh ini belum ada bantuan yang diterimanya. "Ya hingga saat ini penangkaran kami masih bisa eksis," katanya.

Menurut Raga, melalui penangkaran yang dilakukannya, setiap bulan secara rutin dia melakukan pelepasan anak penyu, namun jumlahnya bervariasi. Menurut dia, anak penyu yang dilepasnya adalah anak penyu berusia diatas satu tahun, karena kalau usianya dibawah, tukik belum bisa apa-apa, termasuk tidak bisa mencari makan sendiri dan belum bisa menyelamatkan diri. "Makanya tukik kami pelihara dulu sampai usia setahun," kata Raga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement