REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- India hingga tahun 2012 masih tetap sebagai penyumbang devisa terbesar Sumatera Utara (Sumur) bahkan juga dengan surplus yang paling besar.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Parlindungan Purba di Medan, Ahad (6/1), menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, nilai ekspor Sumut ke India mencapai 1,250 miliar dolar AS.
Nilai ekspor Sumut ke India itu tercatat terbesar atau 13,09 persen dari total ekspor Sumut yang sebanyak 9,553 miliar dolar AS.
Selain sebagai pemasok devisa terbesar, kata dia, surplus neraca perdagangan Sumut dengan India juga tercatat paling besar atau 1,075 miliar dolar AS.
Impor Sumut dari India relatif kecil atau 175,382 juta dolar AS. "Nilai ekspor Sumut ke India yang cukup besar itu dipicu dari ekspor hasil komoditas khususnya jenis minyak kelapa sawit," katanya.
Selain sawit, kata dia, ekspor Sumut ke India mulai dari karet dan produknya, pinang serta hasil rempah lainnya.
"India dinilai pengusaha masih merupakan pasar potensial, karena penduduknya yang terus bertambah yang memerlukan berbagai produk hasil Sumut," katanya.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun menyebutkan, India dan China hingga dewasa ini menjadi pasar utama CPO Indonesia. "Kalau devisa Indonesia besar dari India dan China, itu karena dipicu ekspor CPO," katanya.
Kebutuhan CPO dari India dan China terus meningkat, meski ada tren sedikit menurun sejak terjadi krisis global, ujarnya.