REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Permintaan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta terkait penambahan tenaga medis langsung direspons Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Terlebih, dengan bergulirnya program Kartu Jakarta Sehat, pasien di sejumlah rumah sakit maupun puskesmas melonjak tajam sehingga membutuhkan banyak tenaga medis.
"Itu menunjukan KJS memang dibutuhkan masyarakat. Kalau memang itu kebutuhan tentu kita tambah, karena ini kebutuhan mendasar," ujar Jokowi, sapaan akrabnya.
Dirinya pun mengakui ada lonjakan jumlah pasien paska digulirkannya program KJS sejak 10 November lalu.
Dikatakan Jokowi, program KJS meruupakan perbaikan dari program sebelumnya. Sehingga memerlukan evaluasi diberbagai lini. Karena dengan APBD yang ada saat ini, bisa memperbaiki sistem, rujukan, serta masalah obat-obatan yang lebih lengkap. Sementara sistem yang ada akan terus diperketat pelaksanaannya.
"Coba dilihat dan dibandingkan dengan anggaran yang sama. Berapa cakupan pasien yang bisa dipegang rumah sakit? Berapa persen naiknya? Ini hanya memperbaiki sistem saja, bukan merombak tatanan di APBD," kata Jokowi.
Sebelumnya, Dinkes DKI Jakarta mengaku jika membludaknya pasien di puskesmas dan RSUD sejak penerapan KJS membuat para petugas medis di Jakarta kualahan. Kurangnya tenaga medis dirasa menjadi salah satu kendala dalam melayani kesehatan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan kapasitas dan kompetensi dokter umum, pihaknya akan menempatkan tenaga medis dengan tingkat pendidikan S1 di puskesmas dan RSUD. Dalam penambahan tenaga medis, kata Dien, pihaknya juga bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Saat ini, tambah Dien, Dinkes DKI Jakarta memiliki 22 puskesmas rawat inap dengan 160 tempat tidur. Rencananya penambahan laboratorium yang lebih canggih juga akan dilakukan supaya bisa memeriksa penyakit pasien secara lebih detail.
Seperti diketahui, dengan diggulirkannya KJS, jumlah kunjungan pasien di puskesmas maupun rumah sakit meningkat sekitar 70 persen. Para tenaga medis yang ada pun menjadi kualahan dalam melayani pasien. Terlebih, disetiap puskesmas jumlah tenaga medisnya rata-rata hanya sebantak 15 orang. Saat ini baru 3.000 KJS yang telah diterima warga, sementara itu total masyarakat yang akan mendatkan KJS sebanyak 4,7 juta jiwa.