Senin 07 Jan 2013 13:03 WIB

Sebanyak 665 KK Korban Merapi tak Mau Pindah

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Dokumen foto kubah lava Gunung Merapi yang terbentuk akibat erupsi tahun 2010 diabadikan dari Desa Ngargosoko, Dukun, Magelang, Jawa Tengah
Foto: antara
Dokumen foto kubah lava Gunung Merapi yang terbentuk akibat erupsi tahun 2010 diabadikan dari Desa Ngargosoko, Dukun, Magelang, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Sampai saat ini masih ada  665 KK (Kepala Keluarga) korban erupsi Merapi 2010  yang belum bersedia relokasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Rani Sjamsinarsi pada Republika,  Senin, (7/1).

Alasan mereka tidak mau relokasi, ujar Rani, karena beberapa hal  yakni merasa daerahnya sudah cukup aman, karena berada diperbatasan dengan  daerah aman, khawatir lahan lamanya akan diambil haknya oleh pemerintah, di lokasi hunian baru tidak bisa mengembangkan  ekonomi, di area lama sudah bisa bangkit.

Rani menjelaskan, dari data awal sebanyak 3.023 KK korban erupsi Merapi sebanyak 2.739 KK memenuhi kriteria untuk mendapatkan dana stimulan. Dari  31 Desember 2012  sudah dibangun rumah bagi korban erupsi merapi untuk 2.083 KK.

Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional DIY Arie Yuwirin mengatakan, korban erupsi yang mendapatkan rumah akan segera mendapatkan sertifikat. ''Namun sertifikat akan diserahkan oleh  Sultan Hamengku Buwono X baru sebanyak 1189 sertifikat," katanya.

Arie menargetkan  sertifikat untuk korban erupsi  sebanyak 2.083 KK bisa selesai tahun ini. Pihaknya juga akan  membantu sertifikasi tanah  milik warga yang rawan bencana dan tidak  boleh digunakan sebagai tempat tinggal. ''Kami akan mensurvei dulu. Sertifikat yang hilang atau rusak akan diganti," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement