REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Sampai saat ini masih ada 665 KK (Kepala Keluarga) korban erupsi Merapi 2010 yang belum bersedia relokasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Rani Sjamsinarsi pada Republika, Senin, (7/1).
Alasan mereka tidak mau relokasi, ujar Rani, karena beberapa hal yakni merasa daerahnya sudah cukup aman, karena berada diperbatasan dengan daerah aman, khawatir lahan lamanya akan diambil haknya oleh pemerintah, di lokasi hunian baru tidak bisa mengembangkan ekonomi, di area lama sudah bisa bangkit.
Rani menjelaskan, dari data awal sebanyak 3.023 KK korban erupsi Merapi sebanyak 2.739 KK memenuhi kriteria untuk mendapatkan dana stimulan. Dari 31 Desember 2012 sudah dibangun rumah bagi korban erupsi merapi untuk 2.083 KK.
Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional DIY Arie Yuwirin mengatakan, korban erupsi yang mendapatkan rumah akan segera mendapatkan sertifikat. ''Namun sertifikat akan diserahkan oleh Sultan Hamengku Buwono X baru sebanyak 1189 sertifikat," katanya.
Arie menargetkan sertifikat untuk korban erupsi sebanyak 2.083 KK bisa selesai tahun ini. Pihaknya juga akan membantu sertifikasi tanah milik warga yang rawan bencana dan tidak boleh digunakan sebagai tempat tinggal. ''Kami akan mensurvei dulu. Sertifikat yang hilang atau rusak akan diganti," katanya.