Rabu 09 Jan 2013 11:32 WIB

Tower yang Jatuh di Mamuju Segera Diangkat

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Fernan Rahadi
Tower yang jatuh menimpa Kantor Sistem Satu Atap (Sistap) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (9/1).
Foto: Rakhmat Tahir
Tower yang jatuh menimpa Kantor Sistem Satu Atap (Sistap) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Kabupaten Mamuju, Suardi Duka, memastikan tower radio Suara Manakarra FM yang jatuh menimpa kantor Sistem Satu Atap (Sistap) Kabupaten Mamuju, akan diangkat hari ini juga.

"Kita sudah kerahkan petugas. Sekarang sedang dikerjakan, hari ini juga akan diangkat dan dievakuasi," ujar Suardi saat dihubungi, Rabu (9/1).

Tower radio setinggi 40 meter tersebut jatuh sekitar pukul 06.45 WITA akibat terkena angin puting beliung. Selain menimpa atap kantor Sistap, tower juga mengenai kabel listrik di sekitar kantor. Akibatnya, aliran listrik di sekitar Jalan Achmad Kirang terputus.

Suardi mengatakan, tidak ada korban akibat tower tersebut jatuh. Menurutnya, dalam beberapa jam ke depan, petugas akan dikerahkan untuk membongkar dan menegakkan kembali tower tersebut. Begitu pula bagian atap kantor Sistap yang hancur tertimpa tower, juga akan dibangun kembali.

Namun untuk sementara, siaran radio kebanggaan masyarakat Mamuju yang bisa terdengar hingga ke Kalimantan itu, belum bisa dipastikan kapan bisa mengudara kembali.

Hujan deras disertai angin kencang, sejak beberapa hari ini terjadi di wilayah Sulawesi bagian barat itu. Karenanya, Suardi menghimbau warga untuk waspada dan berhati-hati jika bepergian.

Suardi mengatakan, selain angin kencang, hujan deras tersebut telah mengakibatkan lima kecamatan di Kabupaten Mamuju masih tergenangi banjir. Lima kecamatan itu adalah Kecamatan Sampaga, Tommo, Topoyo, Kalumpang dan Bonehau.

Langkah tanggap darurat telah dilaksanakan oleh Pemda. Pemda setempat juga telah memberikan bantuan kepada warga yang berada di lima kecamatan tersebut berupa beras 15 ton, makanan instan, pakaian, dan obat-obatan. 

"Dana tanggap darurat untuk kebutuhan warga yang mendesak sudah diberikan kepada camat di lima kecamatan itu. Masing-masing Rp 25 juta," ujar Suardi.

Pemkab Mamuju, menurut Suardi, juga memprioritaskan perbaikan lahan warga yang terendam banjir. Lahan warga yang rusak akibat banjir, menurutnya, yang terbanyak adalah sawah, perkebunan coklat dan jagung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement