REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZIS) Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) saat ini giat melaksanakan program menempatkan penceramah (da’i) di pedalaman. Bahkan, tahun ini DDII menargetkan ada 300 da’i yang ditempatkan di 33 provinsi di Indonesia.
Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah H Ade Salamun mengatakan, sebenarnya program ini sudah berjalan sejak tahun 1967 lalu. Sedangkan saat ini, Ade menjelaskan, program yang didanai oleh LAZIS tersebut mengalami perkembangan.
Ade menuturkan, sejak tahun 1967 hingga saat ini, lebih dari 1.000 da’i telah di tempatkan di seluruh Indonesia. Program ini dibuat sesuai slogan mereka yaitu ‘sejuta umat tak cukup satu da’i’.
‘’Bahkan, kami telah memiliki sekolah khusus menjadi da’i, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Muhammad Natsir,'' ujar Ade kepada Republika, Rabu (9/1) sore.
Program penempatan da’i ini, lanjut Ade, kemudian dikembangkan yaitu program penempatan da’i di pedalaman. ‘’Program penempatan da’i ini baru ada tahun 2011 lalu,’’ ucap Ade.
Untuk itu, tambah Ade, pada da’i ditempatkan di tempat-tempat terpencil atau pedalaman.
Ade menekankan, pihaknya memberi bekal untuk para da’i tersebut.
‘’Kami memberikan latar belakang mengenai pengembangan masyarakat. Yang jelas kami mementingkan kualitas, dan kuantitas,’’ kata Ade.
Menurut Ade, masyarakat setempat selama para da’i ditempatkan memberikan penilaian positif. Untuk itu, Ade menargetkan, tahun ini ada 300 da’i yang ditempatkan di seluruh pelosok daerah terpencil di Indonesia.