REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PSPS Pekanbaru gagal meraih poin penuh dalam laga kandang menghadapi Persisam Samarinda, Sabtu (12/1) malam.
Pelatih Kepala PSPS Pekanbaru, Mundari Karya, menyatakan bahwa tekanan suporter agar PSPS mendapatkan hasil maksimal membuat banyak pemain bermain tidak lepas.
"Ada beban tersendiri buat anak-anak, ingin tampil baik di depan pendukung malah jadi beban," kata Mundari usai pertandingan di Pekanbaru, Sabtu malam (12/1).
Tim berjuluk "Asykar Bertuah" itu hanya mampu menuai satu poin setelah bermain imbang 1-1 saat menjamu Persisam Samarinda di Stadion Kaharudin Nasution, Pekanbaru.
Mundari mengatakan, tekanan untuk menang membuat permainan tim menjadi tak berkembang. Ia menyoroti permainan kapten tim, Amrizal, yang banyak melakukan kesalahan mulai dari kontrol bola dan sering salah umpan.
Kondisi penuh tekanan juga terjadi di lini tengah PSPS, sehingga Mundari memutuskan untuk menarik keluar pemain Korea Selatan Lee Sou Hyong dan menggantinya dengan Jibby Wuwungan pada pertengahan babak pertama.
"Pergantian pemain ini hasilnya cukup bagus, dan Jibby bisa cetak gol," katanya.
Meskipun begitu, Mundari mengatakan hasil yang diraih PSPS malam ini sudah cukup baik. Sebab, timnya akhirnya bisa mendapatkan satu poin setelah pada pertandingan pertama di kandang mengalami kekalahan dari Mitra Kukar dengan skor 0-1.
Sementara itu, Pelatih Kepala Persisam Sartono Anwar mengaku bersyukur dengan hasil yang diraih. Tim dari Kalimantan Timur itu kini mengumpulkan dua poin dari dua laga mereka yang seluruhnya berakhir dengan hasil imbang.
"Kami bersyukur dapat poin, ke depannya akan kami perbaiki," kata Sartono singkat.