REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badai tropis yang mengepung Bali sejak lima hari terakhir, Ahad (13/1) mulai mereda.
Namun demikian dampak angin kencang berkekuatan sampai 30 knot itu, sempat menghancurkan perahu nelayan di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Sebuah tembok bangunan milik warga setempat juga nyaris roboh, karena fondasinya tergerus air laut.
Salah seorang nelayan setempat Aryanta mengatakan, tembok yang hampir roboh itu disebabkan deburan ombak yang terus naik kedarat dan menggerus pasir pantai. Tembok bangunan pagar yang letaknya jauh dari pantai, dikejar oleh ombak dan pasir fondasinya tergerus. Agar tidak roboh, tembok bangunan itu dipasangi penyangga dari kayu.
"Nggak disangka-sangka, ombaknya naik ke darat sampai jauh," katanya.
Sejumlah perahu di Kedonganan juga banyak yang rusak. Di pantai yang dekat dengan kawasan wisata Kuta itu, perahu-perahu dibenturkan ombak satu sama lain, padahal sebelumnya para nelayan sudah memindahkan perahunya ke darat. Tapi obak yang besar, menyeret perau ke laut dan membentur-benturkannya.
Sementara itu di Pantai Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, sembilan rumah disapu ombak pada Jumat lalu. Menurut Ali Fatoni, warga sekitar lokasi, masyarakat yang tinggal di dekat pantai, sebenarnya sudah khawatir dengan ombak yang naik ke darat sejauh dua meter. Dan ternyata kekhawatiran itu terbukti, karena ombak akhirnya menyapu rumah mereka. Beruntung barang-barang yang ada dalam rumah berhasil diselematkan dengan bantuan warga sekitar.
Akibat ombak yang besar, pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem, sempat mengalami buka tutup. Namun berdasarkan pemantauan Republika, di Padangbai, Ahad, arus penyeberangan sudah kembali normal. "Pada Jumat lalu saya akan menyeberang ke Lombok, tapi pelabuhan ditutup. Jadi baru sekarang saya berangkat," kata Abdullah Attamimi, asal Desa Segara Katon, Kecamatan Kota, Kabupaten Karangasem.
Kepala Operasional ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Siswanto mengatakan, kendati ombak sempat mencapai setinggi tiga meter di pantai Desa Candkusuma yang letaknya sekitar 20 kilometer sebelah timur Gilimanuk, namun ombak di selat Bali masih normal.
Karena itu jelas Wahyudi, belum ada alasan untuk menutup sementara pelabuhan atau menghentikan penyeberangan. "Saya takut kalau terjadi penutupan sementara, pasti akan terjadi antrean panjang," katanya.