REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Hujan deras yang mengguyur Jakarata pada Selasa (15/1) membuat sejumlah kawasan tergenang banjir.
Imbasnya, hingga Rabu (16/1) sejumlah daerah masih dilanda banjir. Tak terkecuali kawasan Keluruhan Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Akibat air yang meluap hasil kiriman dari Bogor, sungai Ciliwung memuntahkan airnya higga menggenangi ratusan rumah.
“Ini masih lumayan sekaki, kemarin sampai dua meter,” kata Yani, Satpam salah satu yang bekerja di kawasan tersebut.
Ia menyebut banjir yang terjadi di kawasan ini adalah siklus lima tahunan. Meski demikian, ia mengaku ini adalah yang paling parah. “Jangan hujan, jangan hujan. Hujan lagi repot ini,” ujarnya.
Pantauan Republika, soal lalu lintas menjadi problem utama dibalik terendamnya ratusan rumah di kawasan Bukit Duri.
Seperti yang terjadi di perempatan jalan yang mempertemukan Jl. Otista dengan Jl. Dewi Sartika, macet. Banyak warga yang mengantri keluar dari kawasan banjir untuk masuk ke dua jalan utama tersebut. Hal ini diperparah dengan padamnya lampu merah di perempatan tersebut.
Alhasil, banyak warga yang pasrah dan memilih menepikan kendaraannya di warung, dan toko-toko pinggir jalan.
Mereka memilih bercengkrama dan habiskan waktu bersama di kedai-kedai kopi sambil melihat kemacetan yang terjadi.
“Dari pagi ini. Masuk kerja mah udah jelas kelewat waktunya,” ujar Tando seorang karyawan rumah makan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Sekedar informasi, jarak tempuh yang digunakan untuk mencapai suatu tempat pun hari ini agaknya jauh bergeser dari hari-hari biasanya.
Contohnya, bagi anda yang hendak menuju Kampung Melayu dari Jl. Fatmawati, Pondok Labu, perlu menghabiskan waktu sekurang-kurangnya satu jam lebih. Itu pun bila anda mengambil jalur melalui Jl. Otista lewat Pasar Minggu, demi menghindari kemacetan di sekitar Mampang prapatan.