REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sekelompok gerilyawan menyandera puluhan orang asing di wilayah yang kaya gas Aljazair, In Amenas, pada Rabu. Demikian kata kantor berita APS.
Menteri Dalam Negeri Aljazair, Daho Ould Kabila, mengatakan sekitar 20 gerilyawan mengendarai mobil SUV, menyerang para pekerja asing dan Aljazair di fasilitas gas di In Amenas.
Dalam baku tembak dengan para penjaga keamanan, dua orang tewas dan enam lainnya luka-luka. ''Sejauh ini, sekitar 20 orang yang ditahan di tempat fasilitas markas mereka masih hidup,'' kata Ould Kabila.
Mereka termasuk orang Norwegia, Prancis, warga negara Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Jepang. Bangunan itu saat ini dikepung oleh pasukan Aljazair.
Menurut beberapa laporan, penyandera menuntut pembebasan sekitar 100 Islamis Aljazair dari penjara. Laporan lain mengatakan mereka ingin mengakhiri operasi militer asing di Mali.
"Para penculik menuntut pembebasan 100 gerilyawan yang ditahan di Aljazair dalam pertukaran untuk sandera mereka," kata AFP mengutip seorang pekerja di kompleks gas itu. ''Mereka telah menuntut bahwa gerilyawan Islam yang ditahan dibawa ke Mali utara."