REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jumlah pasien yang menginap di ruang instalasi rawat inap (IRNA) Anak, Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo Surabaya dalam sepekan terakhir terus bertambah. Bertambahnya pasien selama musim penghujan ini membuat beberapa ruang inap IRNA membludak dari batas daya tampung pasien.
Ruang IRNA yang mengalami kelebihan daya tampung pasien itu terjadi di ruang IRNA Anak Bona I. Anggota Forum Pers RS dr Soetomo, Dr Agus Harianto, mengatakan pasien yang masuk terus bertambah setiap harinya. Hampir 80 persen pasien terserang penyakit yang khas di musim penghujan seperti Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga ISPA.
Pasien penyakit musim hujan ini ternyata didominasi anak-anak dan balita. "Ruangan IRNA Anak Bona I kami hanya punya 40 tempat tidur, tapi pasien hingga Kamis sudah mencapai 75 orang," ujar Dr Agus ketika ditemui, Kamis (17/1).
Untuk mengantisipasi hal itu, pihak RS dr Soetomo juga sudah mengantisipasi beberapa langkah. Salah satu langkahnya dengan menyediakan tambahan tempat tidur dorong di ruang IRNA Anak tersebut. Walau diakuinya, resiko pasien harus sedikit berdesakan.
Dikatakannya, itu salah satu pilihan yang harus dilaksanakan, karena rumah sakit dilarang menolak pasien atas dasar tidak tersedia tempat. Selain itu, RS dr Soetomo juga akan mengoptimalkan ruang IRNA Anak lain, seperti Bona II, Bobo, dan Nakula Sadewa sebagai antisipasi.
"Ruang IRNA ini memang khusus anak, tetapi kita tetap menampung mereka yang dewasa," terangnya. Tetapi, ia memastikan, IRNA Anak tetap memberikan penanganan utama bagi pasien balita. Soalnya, balita lebih rentan daya tahan tubuhnya dibandingkan pasien dewasa. Sedangkan pasien dewasa mendapatkan tempat tambahan dari tempat tidur dorong yang telah disiapkan pihak RS.
Banyaknya, pasien di ruang inap ini adalah penderita DBD dan diare. Membludaknya pasien ini, jelas dr Agus, dikarenakan seringnya masyarakat lebih memilih dirujuk rawat inap ke RS dr Soetomo.
Kepala Perawatan IRNA Anak RS dr Soetomo, Ertawati mengungkapkan, data dari IRNA Anak RS dr Soetomo, sejak Desember lalu 61 pasien diare dan 19 pasien DBD telah dirawat. Keseluruhan pasien adalah anak-anak.
Ernawati memperkirakan, pasien penyakit musiman di Januari ini akan lebih banyak, dikarenakan per tanggal 17 Januari setidaknya sudah 45 pasien diare dan 26 pasien DBD yang telah dirawat. Padahal pada Januari 2012 lalu, ia mencatat hanya 60 pasien diare dan tidak sampai 50 pasien DBD.