Kamis 17 Jan 2013 15:30 WIB

Tingkatkan Ekspor Ayam dengan Zona Base

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Mansyur Faqih
Pedagang Unggas membersihkan ayam sebelum menjual ke pasar, di kawasan Jakarta Timur, Jumat (11/1). (Republika/Adhi Wicaksono)
Pedagang Unggas membersihkan ayam sebelum menjual ke pasar, di kawasan Jakarta Timur, Jumat (11/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berpeluang melakukan ekspor ayam jika menganut sistem zona base. Sayangnya, Indonesia saat masih menganut sistem country base atau perdagangan berbasis negara.  

Wakil Ketua Umum Kadin bidang industri pengolahan makanan dan peternakan, Juan Permata Adoe mengatakan indutri peternakan ayam di Indonesia sudah cukup bisa bersaing. Potensi itu akan dapat ditingkatkan jika Undang-Undang Peternakan diubah. 

"Kita harapkan pemerintah bisa evaluasi untuk menjadi zonasi. Zonasi itu yang memudahkan kita untuk melakukan ekspor," ujar Juan, Kamis (17/1).

Menurutnya, potensi day old chicken (doc) di Indonesia mencapai dua miliar ekor. Dari tahun ke tahun, produktivitas doc semakin tinggi. Ini didukung oleh investasi besar di bidang pakan. 

Investasi pakan, kata Juan, ikut meingkatkan kapasitas industri pakan. Dari tahun lalu 12,8 juta ton per tahun menjadi 20 juta ton pada 2013. Pada 2016 mendatang, akan disayangkan jika potensi ini tidak diekspor.

Namun, lanjut dia, Indonesia akan sulit melakukan ekspor jika tetap menganut regulasi country base. Misalnya dengan isu  flu burung yang kerap kali melanda suatu daerah. Sistem country base menyebabkan doc di daerah lain menjadi tidak bisa diekspor. 

Jika Indonesia menganut sistem zona base, doc di Sumatra masih bisa diekspor. Meskipun doc di Jawa terdeteksi terkena wabah flu burung. 

Sementara, dengan menganut country base seperti sekarang, jika terjadi wabah di Jawa, doc di seluruh Indonesia dianggap semuanya terjangkit virus.

"Doc kita kompetitif, trennya produksi naik dan ada investasi besar-besaran di pulau Jawa untuk pakan," tutur dia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ
Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.”

(QS. Al-An'am ayat 158)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement