REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI -- Investor Eropa semakin bergerak menjauhi pembiayaan energi terbarukan. Hal ini terjadi karena pengaruh perbankan nasional di pasar negara berkembang, termasuk keuangan Islam.
Wakil Direktur Jenderal Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), Frank Wouters mengatakan pada tahun terakhir dominasi utilitas terkikis oleh bank-bank Eropa. Menurutnya sejauh ini Eropa mendominasi keuangan terbarukan. Namun utilitas meningkat dan bank menunjukkan skala penurunan aset karena peraturan ketat. "Tapi hal tersebut tertolong oleh pasar darurat perbankan nasional, khususnya keuangan syariah," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (18/1).
Wouters mengatakan angka-angka awal menunjukkan investasi global menjadi energi terbarukan sekitar 250 Miliar Dollar Amerika Serikat pada 2012. Angka ini turun sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya.
Keuangan syariah masih belum mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Eropa."Tetapi keuangan syariah sudah menjadi bisnis multi-miliar dolar," katanya. Islamic Development Bank sendiri memiliki lebih dari 2 Miliar Dollar AS yang diinvestasikan dalam energi terbarukan.
Wouters menyebut keuangan Islam adalah aset dan jauh lebih spekulatif dibandingkan model Barat. "Energi terbarukan dan keuangan Islam adalah pertandingan yang bagus," ujarnya.