Ahad 20 Jan 2013 15:35 WIB

Jelang Pemilihan Ketum, Partai Nasdem Kisruh

Rep: Ira Sasmita/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bendera Partai Nasdem.
Foto: partainasdem.org
Bendera Partai Nasdem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah resmi ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta pemilu 2014, partai Nasdem mulai didera persoalan. Kisruh muncul pada organisasi masyarakat sayap partai yang dikaitkan permasalahan internal Partai Nasdem.

Konflik bermula dengan pemecatan Sekjen DPP Garda Pemuda Nasional Demokrat (GPND), Saiful Haq, dan Ketua DPW GPND DKI Jakarta, Rizky Aprilia oleh Ketua Umum GPND, Martin Manurung.

Mereka dianggap melakukan pembangkangan karena diduga melakukan pertemuan dengan DPW GPND seluruh Indonesia secara diam-diam. Mereka juga disangkakan tidak mendukung Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem.

Rizky Aprilia mengatakan, GPND sebetulnya tidak memiliki afiliasi politik apapun dengan Partai Nasdem. Pertemuan dengan DPW yang dimaksudkan Martin, menurut Rizky merupakan pertemuan yang dilakukan Saiful Haq dengan DPW Prati Nasdem, bukan DPW GPND. Karena Saiful Haq, selain menjabat di GPND juga tercatat sebagai fungsionaris Partai Nasdem.

"Ketua Umum (Martin) itu menafsirkannya salah. Kami dianggap membangkang karena menolak memberikan dukungan pada siapapun sebagai Ketum Partai Nasdem, karena sejak awal GPND tidak ada hubungannya dengan partai," kata Rizky saat dihubungi Republika, Ahad (20/1).

Rizky mengakui, GPND memang diminta mendukung Surya Paloh sebagai Ketum Partai Nasdem. Tetapi karena sesuai aturan ormas, GPND merupakan organisasi sayap yang tidak memiliki kaitan politik apapun dengan Partai Nasdem, DPW GPND DKI Jakarta menolak.

 Meski merupakan bagian dari keluarga besar Nasdem, GPND, dijelaskan Rizky tidak memiliki hak suara di partai Nasdem. Adapun penolakan mendukung Surya Paloh murni dilakukan karena tidak sesuai aturan dan prosedur yang berlaku di GPND. Yang menyatakan bahwa mereka merupakan ormas yang netral dan tidak mendukung secara politik Partai Nasdem.

Namun, Rizky menyayangkan sikap diam yang dipilih Surya Paloh. Harusnya, lanjut dia, Surya Paloh memberikan arahan kepada Martin Manurung yang terkesan memaksa anggota GPND untuk mendukung Surya.

"Saya berharap Pak Surya lebih bijak, atau apakah ternyata Pak Surya yang ada di belakang Martin," ujar Rizky.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement