Ahad 20 Jan 2013 17:05 WIB

KAI: Senin, Rel di Latuharhary Bisa Dilewati

Rel Kereta Api di samping tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat amblas, Kamis (18/1).
Foto: Antara
Rel Kereta Api di samping tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat amblas, Kamis (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Kereta Api Indonesia menyatakan proses perbaikan rel di dekat tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat, sudah mencapai tahap penyelesaian. Rel diharapkan bisa kembali dilewati kereta rel listrik (KRL) Senin.

"Perbaikan sudah masuk tahap 'finishing' atau penyelesaian terakhir, tinggal pemadatan dengan batu-batu kerikil, mudah-mudahan sudah bisa dilewati besok," kata Vice President Track And Bridge PT KAI MN Fadhila di lokasi di Jakarta, Ahad (20/1).

Fadhila mengungkapkan lintasan KRL itu sudah cukup kuat dan aman dilewati kereta penumpang. Dia juga mengatakan bahwa kereta barang yang digunakan untuk membawa kerikil sudah bisa berjalan melewati lintasan dengan lancar.

"Secara teknis, kereta barang yang membawa kerikil ini lebih berat dari kereta penumpang, jadi bisa dipastikan aman untuk dilewati kereta penumpang," ungkapnya. Meski demikian, pihaknya akan terus memantau keadaan selama beberapa hari ke depan untuk melihat kondisi selanjutnya.

Dia juga menambahkan rencananya uji coba KRL penumpang kosong akan dilakukan Ahad sore, meski kepastiannya masih harus dikonfirmasi kembali "Rencananya demikian, tapi saya belum mendapat konfirmasi," tambahnya.

Fadhila juga menuturkan tanggul jebol yang saat ini terus diperbaiki merupakan penahan yang dibangun secara permanen. Dia juga berharap jika air di Kanal Banjir Barat itu kembali meninggi, tanggul bisa menahannya.

Hingga saat ini, kondisi tanggul beton dan tanah yang tergerus aliran deras air dari Kanal Banjir Barat sudah hampir seluruhnya tertutup karung-karung pasir. Lubang menganga di bawah rel kereta akibat tergerus air, kini juga sudah mulai diisi bebatuan besar dan kerikil untuk memadatkan dasar lintasan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement