REPUBLIKA.CO.ID, BATANGHARI -- Dinas Peternakan Provinsi Jambi mengimbau kepada peternak untuk waspada terhadap serangan penyakit ngorok (septichaemia epizooticae/SE) yang membuat 17 kerbau milik warga Desa Teluk Leban, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi, mati mendadak.
"Hari ini, tim dari provinsi bekerja sama dengan tim kabupaten akan turun langsung ke lapangan untuk memberi pengobatan pada ternak warga yang masih hidup," ujarnya, Senin (21/1).
Dengan adanya pengaduan masyarakat yang melaporkan kematian ternak, Dinas Peternakan Kabupaten Batanghari dibantu Dinas Peternakan Provinsi Jambi, juga akan memberikan obat-obatan pada ternak warga.
"Ada 15 petani yang melaporkan ternaknya mati, dan kita akan membantu mereka memberi obat untuk mengobati ternak yang masih hidup," ujarnya.
Sementara itu, pihaknya juga mengimbau para peternak untuk waspada terhadap serangan penyakit ngorok yang menyerang kerbau yang kini tengah melanda daerah itu.
"Kita sudah membuat himbauan, kepada warga yang mempunyai kerbau agar waspada dari penyakit ini. Bisa jadi, faktor penyebab munculnya penyakit ngorok pada hewan ternak tersebut lantaran musim hujan," katanya mengakhiri.