REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Mitos yang menganggap tikus sebagai 'puti' atau ratu menjadi batu sandungan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, dalam menggerakan petani membasmi hama tikus yang mulai merebak di daerah itu.
"Mitos yang berkembang di sebagian besar masyarakat Solok Selatan itu menganggap tikus sebagai 'puti' atau ratu. Petani berpendapatan ketika tikus dibasmi, maka mereka akan menyerang lebih banyak lagi," kata Sekretaris Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Solok Selatan, Del Irwan, saat dihubungi dari Padang, Rabu.
Melalui penyuluh sebagai ujung tombak, Dipertanakkan terus melakukan pendekatan secara ilmiah.
"Padi merupakan makanan favorit tikus. Selama ketersediaan padi sepanjang musim tetap ada dan tidak terputus, maka tikus tetap sulit untuk dibasmi,'' katanya. ''Kami juga pernah mengujinya dengan memberikan racun gipang. Namun, tikus enggan memakannya dan lebih memilih padi.''
Untuk memutus ketersediaan makanan, imbuh dia, petani harus mulai menggerakan dan membudayakan menanam padi secara serentak.
Selain melakukan pendekatan secara ilmiah, sebut Del Irwan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), pemuka adat dan pemuka masyarakat untuk memberikan pengertian terkait mitos tersebut.
"Kalangan pemuka adat dan pemuka masyarakat sudah memahami perkembangbiakan tikus. Ini merupakan hal yang positif untuk bekerja sama dalam membasmi tikus,'' katanya. ''Kami berharap dengan adanya kerja sama ini, petani tergugah untuk berupaya bersama pemerintah dalam memerangi hama tikus ini."