Kamis 24 Jan 2013 13:50 WIB

Tahun Ini, Ekonomi Dunia Terancam Runtuh

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: A.Syalaby Ichsan
Klaus Schwab
Foto: AP/Michel Euler
Klaus Schwab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia tetap tak bisa melarikan diri dari risiko keruntuhan ekonomi global. Meskipun beberapa pendapat menyakini ekonomi dunia akan berangsur pulih di 2013 ini,  sejumlah analisis melihat hal berbeda.

 

Pendiri World Economic Forum Klaus Schwab misalnya. Ekonom Swiss itu  menyerukan pemimpin dunia untuk lebih berhati-hati pada realita yang ada dan memulihkan kepercayaan publik untuk menghindari krisis keuangan yang lebih besar.

Ia percaya bahwa  risiko perekonomian belum akan pergi. "Perekonomian masih mungkin akan menghadapi keruntuhan jika konstelasi negataif terjadi," katanya kepada Associated Press.

Memang diakuinya pasar terlihat lebih kuat di tahun ini. Indeks saham mulai mendekat pada level tertinggi dan mata uang Euro terlihat telah aman dari sejumlah bahaya. Bank sentral di sejumlah negara pun juga telah membanjiri keuangan dengan mata uang baru.

Tapi pengangguran yang tinggi di negara maju dan fakta banyaknya pemimpin bisnis serta pemerintahan yang jatuh juga tak bisa dibiarkan begitu saja.  Aliansi Eropa dan Jepang yang terjebak dalam resesi misalnya bisa membawa dampak negatif bagi perekonomian.

Belum lagi kondisi ekonomi  Amerika Serikat yang tengah berjuang menyelesaikan kesepakatan anggaran untuk menghidari potensi gagal utang. Jika gagal, maka kemungkinan bisa menyebabkan malapetakan di pasar keuangan.

Jika AS tidak mencapai kesepakatan, seperti yang diharapkan, pemotongan belanja pemerintah yang besar akan melukai perekonomian global. 

Schwab mengatakan pertumbuhan ekonomi didasarkan pada optimisme antara konsumen dan investor. Sehingga pemimpin ditantang meningkatkan kepercayaan masyarakat bagaimana dunia bisa lebih optimis ke depan.

Masalah fundamental seperti pertumbuhan pengangguran tak cukup hanya diselesaikan dengan menurunkan kuantitasnya saja. Menurutnya kewirausahaan dibutuhkan agar para pengangguran fokus pada memperoleh keterampilan  yang bisa menujang aktivitas ekonomi dirinya seperti teknologi baru dan ilmu pengetahuan.

"Kita perlu cara berpikir yang baru. Ini bukan pekerjaan tradisional yang akan memecahkan masalah," katanya.

Sebelumnya Bank Dunia memang kembali memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global. Geoekonomi tahun ini dinilai cenderung tak berubah banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

Para ekonom dari lembaga itu bahkan berujar pertumbuhan ekonomi global hanya akan naik 0,1 persen menjadi 2,4 persen dari sebelumnya 2,3 persen di 2012. Padahal, Juni lalu, lembaga multinasional ini masih optimis pertumbuhan ekonomi global mampu meningkat hingga tiga persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement