Sabtu 26 Jan 2013 18:00 WIB

Atasi Banjir, Pemprov DKI Harus Tegas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Damanhuri Zuhri
Aliran sungai Cihideung (ilustrasi).
Foto: Antara/Jafkhairi
Aliran sungai Cihideung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alih fungsi bantaran sungai menjadi pemukiman disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab meluapnya sungai Ciliwung.

Tenggelamnya pemukiman padat penduduk di pinggiran sungai Ciliwung sepanjang Jakarta telah menjadi bukti daerah aliran sungai itu tidak mampu menampung debit air dari hulu.

Yayat Supriatna, pengamat tata kota mengatakan idealnya lebar 50 meter daerah aliran sungai tidak diganggu aktivitas masyarakat. ''Dengan lebar sungai sekitar 50 meter dan kedalaman sekitar lima meter,'' kata Yayat ketika dihubungi Republika, Sabtu (26/1).

Kurang tegasnya pengendalian pembangunan di bantaran sungai, menurut Yayat, menjadi alasan pemukiman padat semakin menjamur. Sejak dahulu, masyarakat urban yang kian meningkat jumlahnya tidak mampu membeli tempat tinggal legal yang berada jauh dari sungai.

''Mereka akhirnya lebih memilih tinggal di pinggiran sungai yang dianggap tanah milik pemerintah dan gratis,'' kata Yayat. Hingga akhirnya pemerintah kebablasan dengan memberikan izin tinggal, sampai pengakuan domisili dengan membuat RT, RW di pemukiman padat tersebut.

Ia menilai, pemerintah perlu tegas memindahkan masyarakat dari bantaran sungai. Selain itu, menurutnya, pemerintah perlu membuat program khusus seperti membangun perumahan murah yang mampu dibeli oleh masyarakat urban. Sehingga, pembangunan di bantaran sungai dapat diminimalisir.

Adanya pemukiman warga di bantaran sungai, juga meningkatkan aktifitas dan penyimpangan fungsi sungai. Yayat mengatakan, masyarakat jadi sering membuang sampah ke sana, serta melakukan aktifitas lain yang memberatkan fungsi sungai itu sendiri.

''Pemerintah harus membebaskan bantaran sungai itu,'' kata dia.

Sementara, menurutnya, alih fungsi bantaran sungai Ciliwung menjadi pemukiman sudah mencapai 70 hingga 80 persen.

Wacana relokasi masyarakat dari bantaran sungai membutuhkan kerjasama berbagai pihak. Yayat mengatakan, salah satu caranya adalah dengan menyejahterakan masyarakatnya.

''Buat program yang membantu masyarakat menjadi mampu, buat program yang menyadarkan masyarakat tentang hal ini,'' kata Yayat menegaskan.

Selain itu, normalisasi sungai Ciliwung, sumur-sumur resapan pun dapat membantu meminimalisir banjir. Mengatasi bencana banjir yang menjadi lagu lama ini, menurut Yayat, dimulai dengan pemerintah yang tegas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement