REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pengamat politik dari Reform Institute Yudi Latif menilai para politisi yang pindah dari satu partai politik ke partai politik lainnya karena karena pertimbangan uang maka bisa disebut pecundang.
"Perpindahan politisi dari satu partai politik ke partai politik lainnya adalah hal wajar jika didasarkan karena adanya perbedaan visi dan ideologi," kata Yudi Latif di sela diskusi publik "Urgensi Penguatan Demokrasi Indonesia" yang diselenggarakan Yellow Forum for Young Leaders (YLYF).
Yudi Latif mengatakan hal itu ketika ditanya soal pindahnya sejumlah politisi dari Partai Golkar ke Partai NasDem yang baru menyelenggarakan kongres pertamanya.
Menurut Yudi, jika perpindahan para politisi karena ingin memperjuangkan ideologi dan komitmen membangun bangsa karena adanya perbedaan visi di partai politiknya yang lama, maka patut diacungi jempol.
Sebaliknya, jika perpindahan para politisi karena tidak mampu bersaing di internal suatu partai politik atau karena didasarkan pada kepentingan jabatan atau uang maka tidak perlu diapresiasi dan bisa disebut pecundang.
Yudi mensinyalir perpindahan sejumlah politisi dari Partai Golkar ke partai politik lain lantaran kalah bersaing dengan politisi senior di partai tersebut untuk mendapatkan jabatan.
"Partai Golkar berwarna kuning kuning yang artinya kejayaan. Ketika tidak mendapat kejayaan di Partai Golkar maka mencari peluang kejayaan di partai lain," katanya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan Partai Golkar tidak bisa melarang perpindahan politisinya dari ke partai politik lain, karena hal itu merupakan hak berpolitik seseorang.
Menurut dia, Partai Golkar adalah partai terbuka sehingga sehingga siapa pun bisa masuk ke Partai Golkar dan sebaliknya, kadernya bisa mundur dari Partai Golkar.