REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Sebuah bom meledak di tengah penonton di tempat adu burung di Afghanistan selatan, Kamis, menewaskan seorang remaja dan mencederai delapan lain, kata polisi.
Gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu dengan mengatakan, serangan tersebut dilakukan pada "judi yang disaksikan oleh polisi setempat".
Judi dengan adu binatang -- mulai dari burung puyuh dan ayam jago hingga unta, domba jantan dan lembu -- populer di Afghanistan namun dilarang oleh Taliban selama kekuasaan mereka pada 1996-2001.
Bom sepeda-motor itu meledak di tempat adu burung di distrik Greshk di provinsi bergolak Helmand dimana lebih dari 100 orang berkumpul untuk menyaksikan adu binatang tersebut, kata kepala kepolisian setempat Shadi Khan.
"Ledakan itu menewaskan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dan mencederai delapan orang lain, semuanya warga sipil yang tidak berdosa," katanya.
Pada 2008, pemboman bunuh diri pada massa penonton adu anjing di provinsi berdekatan Kandahar menewaskan lebih dari 80 orang dan mencederai puluhan lain.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.
Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.
Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli 2011 dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan September 2011.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Jumlah warga sipil yang tewas meningkat secara tetap dalam lima tahun terakhir, dan pada 2011 jumlah kematian sipil mencapai 3.021, menurut data PBB.