REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Universitas Moestopo meminta masyarakat tidak menggeneralisasi kasus Maharani. Fakta bahwa Maharani kuliah di sana, tidak boleh menimbulkan opini masyarakat untuk semua mahasiswi kampus beragama tersebut.
"Jangan digeneralisasi apa yang dituduhkan. Opini masyarakat tidak boleh diarahkan ke penggeneralisasian tersebut," kata Humas Universitas Moestopo, Gunawan, kepada Republika, Jumat (1/2).
Kasus dugaan suap daging sapi impor di Kementerian Pertanian ikut melibatkan nama Maharani. Mahasiswi Universitas Moestopo tersebut ikut digiring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Maharani ikut diperiksa KPK setelah ditemukan bersama dengan salah seorang tersangka kasus ini, Ahmad Fathanah, di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Meskipun tak lama setelah itu, Maharani diperbolehkan pulang. Dia dianggap tidak terlibat dalam kasus yang juga menyeret nama Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq tersebut.
Menurut Gunawan, bebasnya Maharani merupakan bukti bahwa dia tidak ada sangkut-pautnya terhadap kasus tersebut. "Media massa tidak boleh menghakimi dan menyeret institusi yang tidak ada hubungannya dengan kasus tersebut," katanya.
Karena itu, ia pun meminta agar Maharani tidak dihukum dengan opini publik. "Jangan dihukum secara seenaknya," tutur dia.
Apalagi, cetus dia, isu yang berkembang saat ini belum jelas kebenarannya. Sehingga tidak bijak untuk menyimpulkan, apalagi menggeneralisasi apa yang dituduhkan ke kampus tempat Maharani kuliah.