Jumat 01 Feb 2013 20:29 WIB

Kota Tua Bakal Dipercantik dengan Sejuta Cahaya

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Salah satu gedung bersejarah di kawasan Kota Tua, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Salah satu gedung bersejarah di kawasan Kota Tua, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Penataan konsep Kota Tua sebagai kawasan cagar budaya salah satunya akan menggunakan konsep iluminasi atau pencahayaan seperti di Monumen Nasional. "Main cahaya seperti Monas," ujar Kepala Dinas Energi dan Perindustrian DKI Jakarta Andi Baso, Jum'at (1/2).

Andi mengatakan konsep tersebut akan menggunakan konsultan yang paham terkait pencahayaan. Menurutnya, konsep tersebut akan dibantu himpunan ahli iluminasi yang ada di Jakarta. Himpunan tersebut membantu menilai konsep yang paling bagus untuk diterapkan. 

Menurutnya, proyek tersebut saat ini akan dilelang dengan membuat spesifikasinya terlebih dahulu. Dia mengaku sebelum Ulang Tahun DKI Jakarta 22 Juni sudah selesai dan bisa dimainkan. Cahaya tersebut akan dilakukan di Gedung Fatahillah. Sedangkan, anggaran yang digunakan sebesar Rp 4,5 miliar. 

Andi mengatakan pengunjung Kota Tua bisa menikmati cahaya yang akan dibuat tematik setiap malam. Pengunjung bisa bersantai dengan duduk-duduk di halaman. Sebab, pedagang kaki lima ditata di pinggir. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Arie Budiman mengatakan revitalisasi penataan Kawasan Kota Tua dilakukan dengan konservasi bangunan cagar budaya Taman Fatahillah agar cantik kembali. Kemudian, akan dilakukan penataan infrastruktur dan sosial seperti penataan PKL yang akan diletakkan di pinggir dengan dibagi sesuai kluster. 

Selain itu, perlu dilakukan penguatan industri kreatif sehingga mendorong perilaku bisnis. Di antaranya akan bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Sehingga, diharapkan akan berdampak terhadap perkembangan mode, fashion, dan kuliner.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement