REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai-partai Islam yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin telah berhasil menjadi penguasa di sejumlah negara Timur Tengah. Namun, partai Islam yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin di Indonesia urung memperoleh hasil tersebut.
Bahkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disebut-sebut sebagai partai yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimini saat ini terancam ditinggalkan para pendukungnya. Karena, salah satu elitenya tersangkut kasus korupsi.
Menurut Pengamat Politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Syaiful Umam, jalan yang ditempuh PKS dengan partai-partai Islam lainnya di Timur Tengah yang telah memperoleh keberhasilan sangat berbeda. Karena, PKS tak memiliki konsistensi dan tak memiliki kemandirian dalam menjalankan paham keagamaanya.
"Karena di Indonesia ini warna agama yang ada sangat adaktif dengan budaya kultur lokal. Sehingga, paham-paham agama yang ekstrem tidak pernah terjadi di Indonesia, termasuk yang dilakoni oleh PKS,” kata Syaiful dalam perbincangannya dengan Republika , Senin (4/2) pagi.
Menurut Syaiful, model Ikhwanul Muslimin di Timur Tengah, yang menjadikan Islam seperti yang dicontohkan pada awal perkembangan Islam, berbeda dengan yang dilakukan PKS. Apalagi, perilaku politisi PKS yang mencoba mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin itu, tidak jauh berbeda dengan politisi lain.
"Walaupun, PKS selalu menyodorkan konsep yang Islami, tapi pada realitasnya berbeda," katanya.
Menurut Syaiful, di Timur Tengah, partai-partai Islam yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin bisa konsisten dan mandiri. Agenda yang mereka perjuangkan itu sesuai dengan realitas. Tidak hanya sebatas wacana dan jargon politik semata.
Seperti diketahui, Musim semi Arab (Arab Spring) 2012 lalu, menjadi berkah bagi gerakan Ikhwanul Muslimin. Betapa tidak, pemilu yang digelar pascarevolusi penumbangan para autokrat, memberi membuat larangan kepada partai-partai yang berafiliasi dan terinsprasi pada Ikhwanul Muslimin dicabut.
Mereka pun ikut pemilu dan menang. Dan, kemenangan itu bukan hanya di lembaga legislatif, tapi juga eksekutif. Itulah yang terlihat di Mesir, Tunisia, Maroko.
Di Indonesia, PKS yang disebut-sebut sebagai partai yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin baru berhasil menguasai dua provinsi yaitu Sumatra Barat dan Jawa Barat. Bahkan, mereka terancam ditinggalkan pendukungnya karena mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq yang juga digadang-gadangkan menjadi calon presiden Indonesia pada pemilu 2014 dijadikan tersangka dalam kasus korupsi daging sapi pada awal 2013 ini.
Jamaah Ikhwanul Muslimin sendiri berdiri di Mesir pada 1928 dengan pendiri Hassan Al Bana. Pada 1930. Ikhwanul Muslimin memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia.
Atas desakan Ikhwanul Muslimin, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, setelah dijajah Belanda. Di Indonesia, partai-partai Islam yang dipengaruhi gerakan Ikhwanul Muslimin di antaranya adalah Masyumi pada masa orde lama dan PKS pada masa reformasi.