Selasa 05 Feb 2013 05:05 WIB

Ini Jawaban SBY Soal Pelengseran Anas

Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).
Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo
Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara terkait elektabilitas partainya yang terus menurun. Menurut dia, partai perlu tahu faktor apa yang menyebabkan dukungan tersebut turun. Termasuk solusi untuk mengatasinya.

"Solusi yang tidak berkaitan dengan itu (faktor penyebab--Red) bukan solusi yang cespleng (tepat)," katanya di Jeddah, Senin (4/2), seperti dilaporkan wartawan Republika, Nasihin Masha.

Sebelumnya, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jero Wacik, meminta SBy turun tangan untuk mengatasi krisis elektabilitas partai. Ia bahkan menyebut Anas Urbaningrum harus turun dari kursi ketua umum sebagai bentuk penyelamatan partai.

Ini lantaran nama Anas masih dikaitkan dengan kasus korupsi pembangunan pusat olahraga di Hambalang, Bogor.

SBY mengakui adanya suara kader dari seluruh Indonesia yang mendesak dan agar ia turun tangan. Namun, ia menyatakan, permintaan tersebut harus jernih, rasional, dan tidak emosional. 

"Saya akan memohon petunjuk Allah agar saya dituntun mengambil keputusan yang baik. Menyelamatkan Partai Demokrat tentu solusi yang akan saya pilih. Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridha dari Allah," katanya.

"Saya akan lihat nanti yang paling baik seperti apa," kata Presiden RI tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement